Rumah Sakit Umum Majene. Sumber foto: fajar.co.id
Majene, mandarnews.com – Akibat absennya dokter anestesi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene beberapa hari ini lantaran ke luar daerah, penanganan pasien pun menjadi terkendala.
Hal ini dialami seorang pasien bernama Tina (27), warga Totolisi Sendana Kecamatan Sendana, Majene. Tina yang tengah hamil dan hendak melakukan persalinan dirujuk dari Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Sendana ke RSUD Majene, Jumat (12/4/2019), pukul 09.30 pagi karena harus menjalani persalinan sesar.
Meskipun sempat dirawat di ruang Bougenville, namun Tina dan keluarga harus kecewa sebab RSUD Majene tidak dapat menangani persalinan sesar karena absennya dokter anestesi.
Walaupun ada dokter kandungan yang siaga, namun tak dapat melakukan operasi sesar.
Suami Tina, Haslan pun merasa kecewa dan kesal karena absennya dokter membuat persalinan sesar istrinya tidak tertangani.
“Saya tentunya kecewa dengan RSUD Majene yang katanya sudah terakreditasi, tapi kenyataannya mau operasi sesar istri saya untuk kelahiran anak pertama tidak bisa karena kata perawatnya, dokternya beberapa hari terakhir tidak ada di tempat,” ujar Haslan.
Tina pun terpaksa dirujuk ke RSUD Polewali Mandar (Polman) walaupun harus menunggu hingga pukul 14.30 WITA agar dapat dirujuk.
Haslan menceritakan, sesampainya di RSUD Polman, istrinya langsung ditangani dan telah menjalani persalinan sesar.
“Alhamdulillah anak saya sudah lahir, terima kasih kepada RSUD Polman atas lahirnya anak saya. Saya sangat berharap keduanya bisa dibawa pulang ke kampung dalam keadaan sehat wal afiat,” ucap Haslan.
Terkendalanya pelayanan terhadap pasien tidak hanya menimpa Tina, empat pasien lain yang harus menjalani operasi juga terpaksa dirujuk ke rumah sakit lain.
Direktur RSUD Majene, dr Rakhmat Malik membeberkan, RSUD Majene hanya mempunyai satu dokter anestesi yang sedang izin ke luar kota.
“Siapa tahu ada urusan keluarganya, tidak mungkin kita tahan juga kan,” terang dr. Rakhmat.
Ia mengungkapkan, selama ini pihaknya telah berupaya untuk mencukupkan tenaga dokter anastesi, namun hanya satu orang yang bersedia. (Haslan)
Editor : Ilma Amelia