Pemantauan rencana ruang skrining di RSUD Majene, Senin (4/1) ole Direktur RSUD Majene dr. Yopie Handayani.
Majene, mandarnews.com – Demi keselamatan dan keamanan bersama, dalam hal ini pasien dan tenaga kesehatan (nakes), Komite Medik dan Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene mengusulkan agar mempunyai ruang skrining.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Komite Medik RSUD Majene dr. Zulfatma usai melakukan rapat internal bersama Pemerintah Kabupaten Majene terkait usulan tersebut, Senin (4/1) di Sekretariat Daerah Majene.
Menurut dr. Zulfatma, semua pasien bergejala covid-19 harusnya dirawat di ruang khusus untuk sementara, nanti setelah ada hasil swab tiap pasien baru dipindahkan ke ruang perawatan masing-masing.
“Kalau memang hasil swab negatif ya kita bawa ke ruang perawatan umum, misalnya Dahlia dan jika positif dan bergejala ya kita bawa ke ruang isolasi perawatan pasien covid-19,” ujar dr. Zulfatma.
Menurutnya, hal ini penting dilakukan karena faktanya, pasien terkonfirmasi covid-19 dari nakes di RSUD Majene terus bertambah dan jika ini terus terjadi maka akan menimbulkan masalah baru.
Saat ini, lanjut dr. Zulfatma, ada lima orang nakes yang terkonfirmasi positif sehingga pembenahan ruangan di RSUD Majene sangat perlu dilakukan.
“Kami maunya agar tidak hanya untuk keamanan dan keselamatan pasien tapi nakes juga dilindungi,” kata dr. Zulfatma.
Selain adanya permintaan ruang skrining khusus, dr. Zulfatma juga manyampaikan jika pihaknya dan Komite Keperawatan berharap agar di RSUD Majene juga memiliki alat pemeriksaan semacam di RS Polman, yakni TCM atau pemeriksaan PCR.
“Ini penting agar bisa dilakukan pemeriksaan di RS Majene juga karena ketika harus mengirim ke Makassar akan terkendala dengan waktu sebab di Makassar juga banyak pemeriksaan sehingga hasil lambat keluar dan diketahui,” tandas dr. Zulfatma.
Tapi, tambahnya, ketika ada pemeriksaan di RSUD Majene akan bisa lebih cepat, aman, dan bisa langsung menangani pasien. Beda jika harus mengirim lagi, kalau pasien sudah kondisi berat baru ditangani akhirnya meninggal duluan baru ada hasil.
“Saya sebagai Ketua Komite Medik mendengar semua masukan dari teman- teman, makanya kami mengambil keputusan dengan menghadap langsung ke Pemda. Kami mengharap agar Pemda mendukung kami sampai ke lapangan,” sebut dr. Zulfatma.
Kalau tidak dipenuhi, terangnya, secara pribadi sepanjang keamanan pasien dan nakes belum ada, maka kemungkinan penanganan pasien covid-19 akan dipending.
“Dokter Evi sebagai dokter laboratorium sudah dari tahun lalu mengusulkan untuk bisa melakukan pemeriksaan sendiri tapi sampai sekarang tidak ada aksi,” tutur dr. Zulfatma.
Sementara itu, Direktur RSUD Majene dr. Yopie Handayani membeberkan, ruang untuk skrining di RSUD Majene telah dipersiapkan. Hanya saja kendala saat ini adalah untuk pengoperasian ruangan perlu diberikan partisi dan partisi itu belum ada.
“Kami mengusulkan sambil menunggu partisi selesai agar kita gunakan police line dulu sambil ada satpam yang stand by mengarahkan, tapi karena permintaannya partisi ya harus menunggu penyelesaian partisinya dulu,” ungkap dr. Yopie.
Sebenarnya pembuatan partisi bisa dilakukan sebelumnya, ucapnya, hanya saja terkendala di pendanaan dan informasi bahwa Pemda akan melakukan pembiayaan baru ada.
“Inilah ruang alternatif dari kami manajemen yang paling bisa kita usul dan siapkan. Kami juga telah menyiapkan semua tempat tidur elektrik. Kapasitas juga mampu menampung 30 orang dan maksimal 60 orang. Pasien juga tidak akan bercampur karena akan per kamar. Menurut saya ini akan membuat nyaman pasien karena sarana dan prasarana lengkap, begitu juga dengan CCTV dan SOP lainnya,” tukas dr. Yopie.
Sementara untuk masalah alat TCM atau pemeriksaan PCR, ujarnya, TCM adalah alat program yang akan digunakan untuk program IDI yang bisa digunakan pemeriksaan swab tapi itu diperuntukkan bagi RS rujukan pasien covid-19.
“Tidak ada dijual barangnya, kita harus mengusulkan ke kementerian. Kami mengusulkan tapi kami bukan rumah sakit rujukan jadi sampai saat ini tidak ada lagi konfirmasi akan hal itu,” kata dr. Yopie.
Ia mengemukakan, pihaknya akan melakukan upaya penyiapan dan penelur alat tersebut untuk penyediaannya.
“Kalau kita dalam hal ini Rumah Sakit Majene akan tetap mensupport semuanya, apapun itu demi terciptanya pelayanan maksimal yang terbaik ke masyarakat,” kata dr. Yopie.
Dari pantauan mandarnews.com, ruangan yang rencana akan digunakan sebagai ruang skrining adalah salah satu ruangan di gedung baru RSUD Majene.
Reporter: Putra
Editor: Ilma Amelia