Aksi bakar ban Aliansi Mahasiswa Polman di depan kantor Bupati, Kamis (9/7) saat memprotes pelayanan kesehatan RSUD Polewali yang dinilai tidak maksimal. Foto: Aty Achmad
Polewali, mandarnews.com – Gelombang aksi demonstrasi dari aliansi mahasiswa menyoal sistem pelayanan kesehatan yang dinilai tidak berjalan maksimal dalam kasus meninggalnya bayi keluarga pasien Covid-19 terus berlanjut.
Sempat terjadi ketegangan pada demo kali ini, Kamis (9/7) ketika mahasiswa membakar ban bekas. Aksi saling dorong antara mahasiswa dengan aparat keamanan Satpol PP pun terjadi. Demo berlangsung di depan gerbang pagar halaman kantor bupati.
Emosi mahasiswa dapat diredam ketika aparat keamanan dari kepolisian dan Satpol PP melakukan pendekatan secara persuasif. Perwakilan aliansi mahasiswa masuk dipersilahkan memasuki kantor bupati. Di dalam telah menunggu Bupati Andi Ibrahim Masdar, Sekda Andi bebas Mangazali, Asisten Perekonomian Umum Sukirman, Kabag Protokol Komunikasi Pimpinan Daerah Aco Musaddad.
Pertemuan pun berlangsung di ruang Asisten Ekbang. Antara perwakilan mahasiswa dan Pemkab. Mahasiswa bersikukuh menuntut keadilan atas kasus meninggalnya bayi keluarga pasien covid-19 di RSUD Polewali.
Bupati Andi Ibrahim Masdar menyatakan tidak bisa mengintervensi aturan medis. Soal pemberhentian pejabat, kata dia, ada aturan kepegawaian.
“Mengenai pemberhentian Direktur RSUD ada aturan ASN, apalagi menyangkut tuntutan pencopotan Plt. Direktur RSUD,” terangnya.
AIM -sapaan Bupati Polman- mempersilahkan aliansi mahasiswa menempuh jalur hukum jika dikehendaki. Pemkab pun, kata dia, dalam waktu 3 hari ini akan merapat dengan tim medis melanjuti tuntutan mahasiswa.
Jendral lapangan aksi aliansi mahasiswa, Ridwan, setelah melakukan pertemuan dengan Pemkab mengatakan, akan membentuk tim khusus karena kemungkinan akan menempuh jalur hukum kasus RSUD Polewali.
Setelah menyampaikan tuntutan, aliansi mahasiswa kemudian membubarkan diri dengan dikawal ratusan personil Satpol PP dan Kepolisian. (Aty Achmad)