
Wakil Bupati Mamasa, Martinus Tiranda
Mamasa, mandarnews.com – Adanya penolakan dari masyarakat sekaitan dengan program pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pokko yang berdampak pada beberapa desa di Kecamatan Messawa mendapat tanggapan dari Wakil Bupati Mamasa, Martinus Tiranda.
Martinus mengatakan, sejak awal telah disampaikan bahwa walaupun hanya satu orang masyarakat yang melakukan penolakan, maka proyek tersebut akan ditunda.
Saat sidang raya Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) juga telah disampaikan agar menjadi rekomendasi untuk disampaikan ke pihak PLTA tentang harapan masyarakat.
“Harapan masyarakat tentu harus dimengerti, namun mesti ada titik temu. Saya bersama Bupati Mamasa berkomitmen, seorang pun masyarakat yang menolak harus jadi perhatian untuk ditunda sampai ada titik temu tanpa merugikan masyarakat satu orang pun,” ungkap Martinus, Senin (9/12/2019).
Sebelumnya, seorang aktivis pemuda warga Desa Tanete Batu, Roy Jordi, saat menyampaikan pendapat ke media via telepon, Minggu kemarin menerangkan, rencana pembangunan PLTA Pokko tersebut akan berdampak pada rusak dan hilangnya kampung halaman masyarakat setempat di Desa Sepang, Desa Tanete Batu, Desa Matande, dan Desa Sipai.
“Proyek PLTA juga akan mengakibatkan perubahan tatanan sosial yang akan berujung pada terkikis dan pudarnya kearifan adat dan budaya yang ada di kampung kami,” sebut Roy.
Tidak hanya kampung halaman, lanjutnya, sumber perekonomian masyarakat pun akan terancam hilang, seperti lahan persawahan dan perkebunan.