“Melihat dampak yang akan timbul, selaku pemuda yang ada di salah satu desa terdampak saya menyatakan menolak keras rencana pembangunan PLTA Pokko karena hanya akan menguntungkan pihak-pihak tertentu dan berpotensi menyengsarakan rakyat sekitar,” ucap Roy.
Ia juga meminta pemerintah, baik Pemerintah Daerah (Pemda) maupun pusat agar lebih pro terhadap rakyat dalam menyikapi hal ini.
Aktivis pemuda ini menuturkan, jika masyarakat terdampak melakukan penolakan, pemerintah harus mempertimbangkan kembali untuk melanjutkan rencana tersebut.
“Kami meminta PLN untuk tidak memaksakan atau melanjutkan rencana pembangunan tersebut guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” tukas Roy.
Ia turut mengajak seluruh masyarakat terdampak untuk tetap solid mempertahankan hak, identitas, jati diri, nilai, dan sejarah tanah kelahiran, serta menghindari oknum-oknum yang berusaha memprovokasi masyarakat.
Sebagai tindak lanjut dari penolakan masyarakat terdampak, tambahnya, dalam waktu dekat tokoh adat, tokoh masyarakat, pemuda, dan mahasiswa akan melakukan konsolidasi akbar. (Hapri Nelpan)
Editor: Ilma Amelia