Anggota DPR RI Dapil Sulbar, Suhardi Duka
Mamuju, mandarnews.com – Pasca kabar dipecatnya tiga Kepala Lingkungan (Kaling) di Kelurahan Sinyonyoi, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju menuai simpati, dari Suhardi Duka. Suhardi Duka anggota DPR RI Dapil Sulbar periode 2020-2025 dan juga mantan Bupati Mamuju.
Tiga kepala lingkungan yang dipecat pada Rabu (20/05) adalah Kepala Lingkungan Sampaong, Ahad, Kepala Lingkungan Kampung Jati, Jasman dan Kepala Lingkungan Sinyonyoi Selatan, Abd Wahab.
Diduga, ketiganya dipecat usai membagikan paket sembako kepada masyarakat yang berasal dari bantuan sosial milik Suhardi Duka (SDK), yang juga akan mengusung calon Bupati Mamuju melawan Petahana pada helat Pilkada Mamuju Tahun 2020 ini.
Dikutip pada laman makassar.tribunnews.com, Lurah Sinyonyoi, Amiruddin membenarkan tiga kepala lingkungan dicopot usai memfasilitasi pembagian bantuan sembako dari salah seorang Anggota DPR RI Dapil Sulbar (SDK).
“Sebenarnya pemberhentian sementara dulu,” kata Amiruddin via telepon.
Menanggapi hal tersebut anggota DPR RI Dapil Sulbar yang akrab disapa SDK itu mengaku kaget dan simpati terhadap pemecatan tersebut.
“Saya mendengar berita itu saya terharu dan tadi siang diam-diam saya meneemui 3 Kaling itu di rumahnya, sekaligus minta maaf karena akibat saya mereka dipecat. Tapi rupanya mereka legowo diberhentikan karena upaya kemanusiaan yang dia lakukan baru dipecat. Bukan karena korupsi katanya, jadi mereka tidak merasa malu sedikit pun,” kata SDK kepada dikita.id, Rabu (20/5).
Meski tidak mempersoalkan hal tersebut namun SDK mengingatkan bahwa dirinya juga memiliki tanggung jawab yang sama untuk membantu masyarakat Mamuju baik sebagai pribadi maupun sebagai pejabat Negara (Anggota DPR-RI).
“Saya sadar bahwa mereka memilih saya pada pemilu lalu, sehingga saya bisa duduk di DPR-RI dan kalau di tengah pandemi Covid-19 ini saya berusaha membagi sembako untuk membantu mereka tentu itu sangat wajar,” terang SDK.
SDK juga menegaskan, Pemerintah Kabupaten Mamuju sebaiknya melakukan introspeksi, jangan jadikan kekuasaan sebagai alat untuk menekan dan mengkotak-kotakan rakyat.
“Jadi untuk ke depannya mungkin saya tidak akan susahkan kepala lingkungan lagi, agar tidak berdampak pada mereka pula,” kata SDK.
Reporter: Sugiarto