Perang Uhud adalah pertempuran besar antara umat Islam dan kaum Quraisy, yang berlangsung di sebuah lembah di utara Gunung Uhud di dekat Madinah. Perang Uhud terjadi pada 7 Syawal 3 Hijriah atau 23 Maret 625 Masehi.
Perang Uhud Perang Uhud terjadi karena banyak faktor, mulai dari faktor agama, sosial, ekonomi, dan politik. Berikut ini beberapa latar belakang Perang Uhud.
Balas dendam kaum Quraisy atas terbunuhnya saudara-saudara mereka dalam Perang Badar (624). Kaum kafir Quraisy ingin menghabisi umat Muslim sebelum menjadi kekuatan yang akan selalu mengancam eksistensi mereka di jazirah Arab. Gerakan umat Muslim berdampak pada perekonomian kaum Quraisy karena ruang lingkup perekonomian mereka menjadi terbatas. Ingin mengembalikan kekuatan politik Quraisy yang mengalami keruntuhan sejak kekalahan mereka dalam Perang Badar.
Perang Uhud melibatkan umat Muslim dan kaum kafir Quraisy. Jumlah pasukan Perang Uhud di kubu Islam hanya 700 orang, sedangkan pasukan Quraisy mencapai 3.000 orang. Pada awalnya, jumlah pasukan Muslim mencapai sekitar 1.000 orang. Namun, tepat sebelum perang, terdapat orang-orang munafik yang tidak jadi ikut berperang dan mengakibatkan jumlah pasukan Muslim berkurang sepertiganya. Kaum munafik yang membelot pada Perang Uhud dipelopori oleh Abdullah bin Ubay ibnu Salul.
Pemimpin pasukan Perang Uhud di pihak umat Islam adalah Nabi Muhammad. Sedangkan pemimpin Perang Uhud dari kaum Quraisy adalah Abu Sufyan.
Selain Nabi Muhammad dan Abu Sufyan, tokoh-tokoh Perang Uhud di antaranya: Ali bin Abi Thalib, Hamzah bin Abdul Muthalib, Zubair bin Awwam, Ubadah bin Shamit, Nusaibah binti Ka’ab atau Ummu Imarah, Hindun bin Utbah, Ikrimah bin Abu Jahal, Amr bin Ash, Khalid bin Walid.
Kronologi Perang Uhud Ketika dua kubu bertemu di Uhud, Nabi Muhammad sempat berpesan kepada pasukannya. Pesan Nabi Muhammad saat Perang Uhud adalah agar para pemanah yang diposisikan di bukit tidak meninggalkan tempatnya apapun yang terjadi. Tujuannya agar pasukan musuh tidak mengambil alih posisi strategis yang sudah ditempati oleh para pemanah.
Pada awal pertempuran, umat Islam dapat mengungguli kaum Quraisy, meski kalah dalam hal jumlah pasukan. Namun, ketika kaum Quraisy dapat dipukul mundur, para pemanah Muslim lengah. Mereka meninggalkan posisi di bukit karena merasa perang telah usai dan bergegas mengumpulkan rampasan perang yang ditinggalkan musuh.
Panglima perang kaum kafir Quraisy, yaitu Khalid bin Walid, yang saat itu belum bergabung dengan Islam, melihat pergerakan para pemanah. Serangan balik dari kaum Quraisy yang tidak diduga membuat kaum Muslim kalang kabut. Kelalaian pasukan Muslim membuat kaum kafir Quraisy keluar sebagai pemenang Perang Uhud. Perang Uhud dimenangkan oleh kaum Quraisy, yang kehilangan sekitar 30 orang pasukannya. Sedangkan korban Perang Uhud di pihak umat Islam sekitar 70 orang. Menyusul kemenangan dalam Perang Uhud, Abu Sufyan bersama sekutu-sekutunya menyerang umat Islam di Madinah pada tahun 627. (Sember ilustrasi dan berita : Kompas.com)