Tenun Sekomandi dipajang di Mamuju Fashion and Beauty.
Mamuju, mandarnews.com – Tenun Sekomandi bakal makin mendunia. Pasalnya, tenun kebanggaan masyarakat Kalumpang itu bakal menjadi bagian komoditas Indonesia yang akan ditampilkan dalam forum bisnis dan seminar pada ajang Dubai Expo yang berlangsung Maret 2022 di Uni Emirat Arab (UEA).
Keikutsertaan Sekomandi di Dubai Expo 2022 itu dikonfirmasi langsung oleh Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Hermanto, usai menghadiri lomba busana Mamuju Fashion and Beauty di Hotel Maleo, Selasa (8/3).
“Kami dari Bank Indonesia (BI) mengirimkan produk dari seluruh Indonesia, nah Sulbar ada satu produk yaitu tenun Sekomandi produksi UMKM di Mamuju,” ujar Hermanto.
Hermanto optimis, keikutsertaan Sekomandi pada Forum Bisnis di Timur Tengah itu dapat mendongkrak permintaan dan penjualan luar negeri.
Menurut Hermanto, kualitas Sekomandi yang dihasilkan satu UMKM binaan BI telah memenuhi standar international. Pemilihan produk untuk diikutkan ke Dubai Expo 2022 dilakukan secara ketat dengan memilah kualitas.
“Jadi, bagaimana kita memasarkan secara luas. Pemilihannya itu tidak bisa main-main ya, tentunya dengan pemilihan kualitas produk terbaik,” kata Hermanto.
Pihaknya berharap, kain Sekomandi tidak hanya dikenal di Indonesia tapi juga di luar negeri.
“Kita berharap jika semakin dikenal, permintaan akan semakin meningkat, penjualan meningkat,” sebut Hermanto.
Baca juga : Deretan Busana Tenun Sekomandi Tampil Menggoda di Mamuju Fashion and Beauty
Selain dikirim pada event internasional, Sekomandi juga dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi komoditi andalan Sulbar yang dipamerkan pada event nasional Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang diselenggarakan tiap tahun di Jakarta.
“Setiap tahun dalam beberapa tahun belakangan, tenun sekomandi selalu kita usulkan ke kantor pusat kami di Jakarta dan setiap tahunnya kami ikutkan di Karya Kreatif Indonesia (KKI),” ucap Hermanto.
Meski begitu, Hermanto memberikan catatan, proses produksi yang dilakukan secara tradisional harus melakukan proses regenerasi, khususnya pengrajin yang masih menggunakan tenaga manusia.
Menurut Hermanto, perlu ada sinergitas pemerintah daerah dalam mengembangkan produksi, khususnya menggaet generasi muda agar dapat membuat tenun Sekomandi.
“Proses produksi yang masih dilakukan secara tradisional dengan tenaga manusia itu diharapkan bisa beregenerasi karena kan saat ini pengrajinnya masih kurang, khususnya anak-anak muda agar bisa memiliki minat,” tutup Hermanto.
Reporter: Sugiarto
Editor: Ilma Amelia