Dalam kesempatan itu, Kepala Negara menyampaikan, tidak ingin seperti kebakaran di Rusia yang mencapai 10 juta, Brazil 4,5 juta, Bolivia 1,8 juta, Kanada 1,8 juta, dan terakhir di Australia dari informasi yang diterima sebulan lalu mencapai 6 juta tapi terakhir tadi dicek sudah 11 juta hektare.
”Ada 500 juta satwa yang mati karena kebakaran di sana, berarti kehilangan plasma nutfah, baik itu flora maupun fauna. Ini yang kita tidak mau, itu kekayaan yang tidak bisa dihitung dengan nilai uang,” ucap Presiden.
Kalau ada api satu, lanjutnya, segera padamkan dan optimalkan peran Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) untuk menyebarkan informasi.
”Gubernur, bupati, wali kota punya kepala desa, beritahu mereka. Sekali lagi, kalau ada api satu saja di wilayah desa, segera cari ember padamkan. Jangan sampai meluas sehingga kita menggunakan air sampai berjuta-juta ton dan tidak menyelesaikan. Sudah sulit,” tutur Presiden.
Kepala Negara menerangkan, negara besar pun sudah kesulitan untuk menangani api, seperti di Amerika dan Australia.
“Dua minggu yang lalu sudah mulai ada api di Kabupaten Siak dan Dumai (Provinsi Riau), untung segera dipadamkan. Padamkan jangan sampai tambah dua, tambah tiga, tambah empat, tambah lima. Setop waktu muncul satu. Hanya itu yang bisa kita lakukan agar api tidak membesar. Kalau sudah gede, apalagi masuknya ke lahan gambut (peatland), lebih sulit lagi,” tukad Presiden.
Dikucurkan berapa ton air pun, tambah Presiden, atasnya saja yang apinya padam, bawahnya masih panas. Asap masih keluar karena bawahnya masih api. Hal-hal seperti ini yang terus harus disadarkan kepada masyarakat.
”Hati-hati, sekali lagi Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatra Utara, Provinsi Sumatra Selatan. Meskipun provinsi-provinsi yang lain juga hati-hati, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah. Dan juga hati-hati meskipun sangat kecil sekali, Kalimantan Timur. Dan juga provinsi-provinsi kita, baik di Jawa maupun di Sulawesi, di NTT, NTB, sampai di Papua, hati-hati. Semuanya hati-hati,” pesan Presiden.
Presiden membeberkan, jika kerugian sudah membesar itu sudah bukan hanya puluhan triliun tapi bisa mencapai ratusan triliun seperti di 2015. (rilis Kemkominfo)
Editor: Ilma Amelia