Antusias. Ribuan siswa di Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polman, Sulbar antusias mengikuti kegiatan #AyoMenulis/ Sumber Foto : Aam Wijaya
Polman, mandarnews.com – Gerakan #AyoMenulis yang diinisiasi perusahaan alat tulis Indonesia, PT Standardpen Industries sampai di Tanah Mandar. Seribu anak Sekolah Dasar (SD) Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) mengikuti gerakan ayo menulis dengan belajar menulis surat untuk Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).
“Saya Muh.Fitra, Saya ingin mengajukan transportasi bisa masuk desa Mosso seperti bis sekolah agar anak-anak sekolah tidak jalan kaki,” tulis M.Fitra, siswa kelas IV SDN 025 Mosso.
Gerakan #ayomenulis ini diikuti oleh 22 sekolah se kecamatan Balanipa dari kelas 3-6 di Desa Tammangalle, anak-anak penuh semangat menulis surat diantara pohon-pohon kelapa. Surat yang ditujukan untuk orang nomor 1 di Indonesia kemudian diletakkan di lepa-lepa (perahu sampan) sebagai simbol armada pengangkut para nelayan yang di daerah Polman.
Muhammad Ridwan Alimuddin, Ketua Armada Pustaka Mandar mengaku senang gerakan #ayomenulis sampai di tanah kelahirannya. Menurutnya, selama ini kegiatan literasi lebih banyak melakukan #gerakan literasi berupa mengajak anak-anak atau generasi muda membaca saja.
“Adanya kepercayaan dari pihak Standarpen kepada kami, Armada Pustaka Mandar, dalam Gerakan #AyoMenulis membuat kegiatan kami makin berkualitas. Mengajak generasi millenial menulis, di tengah gencarnya serangan gawai, televisi, dan tsunami informasi pasti berat,” kata Ridwan.
“Tapi itu harus dilakukan, sebab untuk mengatasi masalah yang banyak terjadi sekarang, diantaranya hoaks, bisa dibendung dan diatasi oleh orang terliterasi. Literasi itu baru lengkap bila dia membaca dan juga menulis,” paparnya.
Irwan S, siswa kelas 4 SDN 046 Baru Parappe dalam suratnya ia meminta bantuan kambing untuk dikembangbiakan. “Lewat surat ini saya memohon kepada Bapak Presiden RI untuk memberikan bantuan kambing untuk dikembangbiakan sehingga saya bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya,” tulis Irwan.
Sementara Aura Afifah, kelas 4 SD SDN 033 Tammangalle mencurahkan kehidupannya pada surat yang ditujukan pada Presiden RI.
“Saya sangat merindukan ayah saya yang jauh di negeri orang. Andai aku bisa bertemu Bapak Presiden Joko Widodo saya akan meminta agar pak Jokowi memberikan pekerjaan untuk saya agar bekerja di dalam negeri saja,” tulis Aura.
Lain dengan Haisya, kelas 5 SDN 005 Pambusuang yang bercerita tentang kedua orang tuanya. “Begini pak Presiden, hidup saya begitu buruk, ibu saya bekerja sebagai tukang tenun dan bapak saya bekerja sebagai tukang becak. Penghasilan ibu saya 20 Ribu sedang penghasilan Bapak saya 30 kadang 20 ribu rupiah. Sekian terima kasih.” Tulis Haisya tanpa meminta apapun pada Presiden.
Dengan adanya kegiatan belajar menulis surat ini, diharapkan anak-anak kembali giat menulis baik di sekolah maupun di rumah. Selain itu anak-anak diharapkan bisa bercerita tentang daerah atau tentang kearifan lokal setempat.
“Ada banyak cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk memupuk semangat dalam pengenalan literasi pada anak. Dari ajakan membaca 15 menit, menulis 15 menit hingga gerakan #seninmenulis 15 menit di seluruh sekolah,” kata Nury Sybli, pegiat literasi yang mengawal kegiatan Gerakan #AyoMenulis di seluruh Indonesia.
Dia menjelaskan, kegiatan menulis surat untuk Presiden RI ini diharapkan menjadi pengalaman yang bernilai dan menjadi tradisi bagi anak-anak dalam menulis tangan. “Akar dari pengetahuan itu Baca Tulis, jadi butuh kerjasama yang baik antara guru dan orang tua untuk mengenalkan literasi sejak dini,” papar Nury.
Gerakan #AyoMenulis dan pembagian Satu Juta Bolpoin untuk Anak Indonesia di Sulawesi Barat ini digerakan oleh para pegiat literasi Armada Pustaka Mandar dan beberapa pegiat literasi di Majene, Polman dan sekitarnya. “Saya percaya kegiatan ini akan diingat oleh anak-anak dengan kenangan yang kolektef,” kata Ridwan yang menjadi pelopor berlayarnya Perahu Pustaka. (Irwan Fals)