Polman, mandarnews.com – Ratusan siswa SMAN 1 Tinambung, Polewali Mandar (Polman) kembali melakukan aksi demo depan sekolahnya, Selasa 24 Januari 2017. Mereka menggelar aksi teaterikal dengan membawa keranda mayat dan pocong sebagai bentuk kekecewaan.
Aksi yang dipimpin Ketua Osis, Ahmad Taufik itu menolak Semmang menjabat sebagai kepala sekolah.
Aksi itu sempat membuat macet jalan Trans Sulawesi. Pasalnya, aksi yang melibatkan ratusan siswa ini, selain menutupi separuh lebar jalan tapi juga membakar ban bekas. Kepulan asap tebal pun mewarnai aksi penolakan Semmang. Beruntung, aparat kepolisian setempat segera memadamkan api tersebut.
Menurut Ahmad Taufik, penolakan itu muncul dari hati nurani dan desakan teman-temannya. Mereka menilai, Semmang tidak layak menjabat kepala sekolah. Pasalnya, pasca Subriadi dimutasi ke SMAN 1 Campalagian dan digantikan Semmang, Proses Belajar Mengajar (PBM) siswa jadi terganggu.
“Dulu kami belajar dari jam 07.30 sampai 13.30 tapi sekarang kadang belajar kadang tidak sebab siswa tidak suka kepada kepala sekolah yang baru,” kata siswa kelas XI IPA ini saat berorasi.
Selain itu, demontsran menilai Semmang mengeluarkan berbagai kebijakan yang meningkatkan jumlah siswa bolos sekolah karena pintu gerbang sekolah terbuka lebar saat jam belajar. Semmang juga sering mengintimidasi siswa dan guru yang tidak sejalan dengannya.
“Pak Semmang wajib diganti. Bawa kesini kepala sekolah lain karena kepala sekolah kami tidak bisa dikembalikan (Kepsek sebelumnya, Subriadi). Kami akan membuat aksi lebih besar lagi kalau tuntutan kami tidak dipenuhi,” tegas Taufik.
Aksi yang mendapat pengawalan pihak kepolisan itu berakhir setelah lima perwakilan mereka diterima oleh wakil kepala sekolah urusan kesiswaan, Abidin. Siswa yang berdemo itu tidak bertemu dengan Semmang karena sedang berada di luar kora. Perwakilan siswa yang kontra Semmang diajak berdialog pihak guru dan menjanjikan aspirasi mereka akan disampaikan ke Dinas Pendidikan, Polman.
“Aksi itu haknya mereka menyampaikan aspirasi tapi kita ini orang diatur. Baru ini yang memimpin (Semmang) sekarang kan kita tidak tahu kesalahannya apa. Kalau kita tolak, apa dasar hukumnya? Kecuali kalau sudah memimpin baru ada yang janggal ya bisa. Tapi aspirasi mereka saya akan sampaikan ke kepsek kemudian kepsek ke dinas,” kata Abidin. (Irwan)