Kasek Demmaloga mengunjungi peserta didik di rumahnya dalam melakukan pembelajaran di masa pandemi, Selasa (14/7). Foto : Yoris Rijan
Mamasa, mandarnews.com – SMPN 2 Satap (satu atap) Balla yang beralamat Ballapeu’ Desa Ballatumuka’ Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawasi Barat menerapkan Kelompok Belajar di Rumah (KBR). Dengan metode ini, guru berkunjung ke setiap kelompok atau rumah siswa tanpa menyepelekan protokol kesehatan.
“Semenjak ada himbauan pemerintah pusat untuk belajar dirumah, kami menyampaikan kepada siswa untuk menerapkan himbauan itu. Jika yang lalu mereka hanya di rumah masing-masing, sekarang kami guru yang berkunjung ke rumah mereka untuk memberi pengajaran,” kata Demmaloga, SPd, Kepala Sekolah SMPN 2 Satap Balla yang ditemui saat memberikan pengajaran di rumah salah satu siswanya.
Dalam menjalankan metode KBR, SMPN 2 Satap Balla membuat metode baru dengan cara membuat semacam kelompok belajar. Setiap kelompok beranggotakan maksimal 5 orang anak. Pembentukan kelompok dengan batas 5 orang saja ini agar bisa menjalankan protokol kesehatan yaitu bisa jaga jarak, tidak terlalu berkerumun dan bisa dipantau serta kami mengharuskan untuk selalu memakai masker saat proses belajar.
Pemberlakuan kelompok ini hanya efektif dilakukan jika kediaman anggota kelompok berdekatan. Jika kediaman siswa yang berjauhan maka pembentukan kelompok tidak diberlakukan tapi menggunakan metode mengunjungi kediaman siswa.
Demmaloga menambahkan, di setiap kelompok belajar siswa disiapkan seperti tempat cuci tangan dan alat pendeteksi suhu tubuh. Siswa diharuskan melakukan cuci tangan dan dideteksi suhu tubuhnya sebelum masuk dalam proses pembelajaran. Jika siswa yang suhu tubuhnya tinggi maka dipulangkan untuk istirahat di rumah atau menyarankan untuk segera periksa kesehatan serta tidak berbaur dulu dengan temannya yang lain.
Soal anggaran untuk membiayai kegiatan, Demmaloga mengaku menggunakan dana Bos Afirmasi yang besarnya Rp60 juta selama setahun. Penggunaan dana itu sudah meliputi belanja perlengkapan guru dalam proses perkunjungan pengajaran seperti payung hujan, mantel hujan, alat tempat cuci tangan, alat pendeteksi suhu tubuh serta untuk keperluan lain demi keoptimalan pengajaran semasa pandemi covid-19. Penggunaan dana ini dituangkan dalam RKAS (Rencana Kerja Anggaran Setahun).
Mengenai jadwal mata pelajaran, beber Demmaloga, jika biasanya di keadaan normal 4 mata pelajaran maka saat pandemi hanya menerapkan 2 mata pelajaran perharinya. Sedangkan tenaga TU (tata Usaha) di sekolah diberi tugas untuk secara bergantian stanbay disekolah agar sekolah tidak kosong. (Yoris)