Tertulis Solar dan Pertalite habis di SPBU nelayan di Kelurahan Pangali-ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene.
Majene, mandarnews.com – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Bio Solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) memengaruhi nelayan di Kabupaten Majene.
Akibatnya, puluhan kapal nelayan tidak berangkat melaut dan membuat ratusan nelayan terputus mata pencahariannya.
Menurut Sadri (58), salah seorang nelayan Majene, kelangkaan solar dirasakan oleh sejak dua minggu terakhir dan tidak tahu pasti alasannya.
Namun, Sadri mengaku para nelayan yang ada mulai kesulitan mendapatkan solar di SPBU Nelayan.
“SPBU Nelayan yang kami andalkan selama ini untuk mengambil solar sepertinya tidak lagi beroperasi secara normal karena sepertinya pengisian di SPBU Nelayan hanya sekali dalam satu minggu, sementara penggunaan solar hampir setiap jam,” jelas Sadri, Selasa (19/10) saat ditemui di pinggir laut bersama rekan satu profesinya.
Padahal, kata Sadri, nelayan pencari ikan yang biasa beroperasi sekitar 17 mil di laut membutuhkan solar sekitar 20 liter per hari.
“Kadang jika ada pengisian di SPBU Nelayan tidak sampai sehari sudah habis. Karena sepertinya permintaan konsumen dan ketersediaan solar di SPBU Nelayan tidak seimbang, mau tidak mau terpaksa ada sebagian besar yang tidak mendapat solar dan harus bersabar karena tidak bisa melaut,” ujar Sadri.
Lebih jauh ia menjelaskan, solusi yang biasa nelayan lakukan ketika tidak mendapatkan solar di SPBU Nelayan yakni mencari di pengecer atau di SPBU lainnya.
“Tetapi terkadang kami kalau di SPBU lain itu tidak dilayani karena kata pihak SPBU tidak melayani untuk pengisian dengan jerigen. Sementara untuk di pengecer otomatis harga menjadi naik,” ucap Sadri.
Sementara kendala lain, lanjutnya, ketika harus membeli solar di tempat pengecer terkadang hasil tangkapan tidak sesuai dengan harapan dan tidak menutupi biaya pembeli solar.
“Saya harap agar pemerintah turun langsung melihat permasalahan yang dihadapi oleh para nelayan sehingga secepatnya tercipta suatu solusi,” sebut Sadri.
Ia menjelaskan, khusus untuk Majene wilayah sekitar Kelurahan Pangali-ali setidaknya ada 50 kapal yang sering berangkat melaut dalam 1 kapal biasanya diisi 10 orang. Namun, karena kelangkaan solar, nelayan yang berangkat hanya seberapa saja.
“Akibat tidak melaut karena tidak ada solar, kondisi keuangan pun terganggu, mau tidak mau harus menguras isi tabungan untuk bisa bertahan hidup karena tidak ada mata pencaharian lain,” tutur Sadri.
Di SPBU Nelayan, terlihat tidak hanya BBM jenis Bio Solar yang habis tapi juga jenis Pertalite. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia