Mamuju, mandarnews.com – Pesatnya perkembangan dan integrasi teknologi dengan sistem jaringan pintar menjadi kebudayaan jadi perbincangan yang sunyi dalam ruang diskusi. Era distrubsi telah merubah secara masif sektor tatanan sosial. Perlombaan inovasi ini mengubah ketelatenan yang dulu turun temurun dilakukan menjadi kebiasaan dalam menghasilkan budaya baru, yakni bisnis.
Derasnya informasi melalui pintu media sosial perlahan mengubah perilaku dan pola pikir penggunanya untuk terus berselancar ria di layar handphone miliknya. Membludaknya informasi itu menimbulkan ketimpangan. Bagi orang-orang Mamuju (to Mamuju), hal ini berarti tantangan besar untuk menjaga dan melestarikan nilai kearifan lokal yang ada di Bumi Manakarra.
Muhammad Fauzy Manakarra, aktivis Forum Pemuda Manakarra (FORPEMA) mengungkapkan, perlunya perhatian khusus yang menjadi tindakan dari pemerintah untuk melestarikan, memajukan, dan menjaga kekayaan budaya, khususnya yang ada di Mamuju.
Fauzy mendorong melestarikan perahu tradisional Mamuju, yakni lopi kulubelang dan kappal soppe’. Ia menyebut jika perahu tradisional masyarakat Mamuju ini berupa kenangan yang meninggalkan banyak cerita.
“Maka itulah kami dari Forum Pemuda Manakarra (FORPEMA) terus mendorong setiap kegiatan yang berorientasi pada pelestarian kebudayaan di Mamuju dengan salah-satu dorongannya ialah mendorong Pemerintah Kabupaten Mamuju maupun Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk melestarikan lopi kulubelang dan kappal soppe’ sebagai warisan dan kekayaan intelektual komunal di dalam masyarakat adat Mamuju. Apalagi di bulan September ini kita memeringati momentum Hari Perhubungan Nasional,” kata Fauzy kepada mandarnews.com di Mamuju, Senin (19/9).
Fauzy juga menyampaikan, perlu diambil langkah strategis untuk kembali menghidupkan budaya Mamuju. Menurutnya, hal penting itu untuk kembali diajarkan pada generasi muda dan harusnya jadi muatan lokal yang diajarkan di sekolah-sekolah.
“Model pelestariannya berupa pembuatan lopi kulubelang dan soppe’, menarasikan kulubelang dan kappal soppe’ menjadi bahan ajaran di ruang belajar sekolah, membuat parade kulubelang-soppe’ serta beberapa upaya lainnya dalam rangka pelestarian kedua perahu tradisional Mamuju ini,” tutup Fauzy.