
Ilustrasi chatgpt
Polewali Mandar, mandarnews.com – Memasuki enam puluh hari usai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Rakyat (SR) Terintegrasi 22 Polewali Mandar kini mulai berbenah diri .
SR Terintegrasi saat ini dihuni 100 orang. Dibagi dua tingkatan, SMP dan SMA. Tingkat SMP jumlah siswa 50 orang dibagi dua rombongan belajar (rombel). Tingkat SMA jumlah siswanya 50 orang, juga dua rombel.

Muhiddin, S.Pd., M.Pd.
(Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi 22 Polewali Mandar.
“Alhamdulillah Programnya berjalan dengan lancar walaupun benturan perjalanannya ada dinamika,” kata Muhiddin S,Pd.M,Pd saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (09/10/25).
Muhiddin sebagai Pimpinan SR Terintegrasi 22 Polewali Mandar mengatakan bahwa dinamika tersebut datangnya dari siswa itu sendiri yang tak terbiasa dilakukan di rumahnya.
Muhiddin mencontohkan, kegiatan rutin yang terjadwal mulai pagi bangun jam empat persiapan salat subuh lalu senam, setelah itu pembersihan diri menuju ruang belajar. Diantar oleh wali asrama sekaligus serah terima untuk melakukan proses belajar dan
mengajar hingga pukul 16.00 wita.
Begitu pula sebaliknya. Setelah serah terima dengan wali asrama di sore hari, dilanjutkan dengan kegiatan ekskul dan pembersihan diri di asrama untuk persiapan salat malam. Salat magrib, isya, makan malam dan kegiatan refleksi hingga jam 21.⁰⁰ wita, setelah itu istirahat.
Dinamika lainnya, sambung Muhiddin, siswa juga terkadang mengalami sakit dan imunnya turun,”Mengantisipasi hal ini kami beri vitamin dan nutrisi serta pola makan bergizi secara rutin tiga kali sehari.”
Untuk proses pembinaan yang dilakukan
para guru atau tendik masih menyesuaikan dan harus disetarakan dulu dengan latar belakang pendidikan siswa yang dimiliki.
Hasil identifikasi, ada 14 orang dari tidak tahu baca tulis dan berhitung. Penanganannya, wali asuh, wali asrama dan guru bekerja sama untuk memberikan pembelajaran dan pendampingan pembekalan agar mereka lebih siap lagi menerima pembelajaran akademik.
Usai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
(MPLS) -14 hingga 28 Agustus- dilanjutkan dengan Matrikulasi yang dimulai 1 september hingga sekarang, rencananya akan berlangsung 3 bulan.
Matrikulasi adalah menyetarakan kesiapan siswa untuk memasuki pembelajaran akademik yang sesungguhnya.
“Setelah itu bagi siswa yang memiliki keterampilan dan siap keluar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya maka kami akan mengawal,” jelas Muhiddin.
Sesuai janji pemerintah dalam hal ini Kementeian Sosial, bahwa setelah keluar dari SMP tidak serta merta harus lanjut ke SMA, bisa dihilirisasi ke sekolah unggulan, akan dikawal hingga mendapatkan kursi.
Begitu pula bagi murid SMA yang ingin lanjut kuliah di manapun akan dikawal hingga ketersediaan kursi.
Jika ada yang ingin bekerja di perusahaan atau ingin berdiri sendiri membangun usaha sendiri juga akan dikawal dan diberdayakan sesuai keterampilan yang dimiliki.
Pemerintah melalui program bertujuan untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui program Sekolah Rakyat.
“Kami bersama guru akan mengawal program ini agar betul-betul apa yang menjadi tujuan pemerintah bisa tercapai,” kata Muhiddin.
Sekolah ini tidak hanya fokus pada pendidikan formal saja, tapi juga menekankan pendidikan karakter. Siswa ditempa dengan kegiatan pembentukan karakter pada malam hari. (Jufri)