Ferdiansyah (baju hitam kuning) menceritakan kisahnya kepada warga, Selasa 5 Desember 2017.
Majene, mandarnews.com – Peristiwa banjir di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) membuat panik warga, Selasa 5 Desember 2017 sekira pukul 16.00 wita.
Pasalnya, banjir itu datang tiba-tiba. Salah satu warga Kelurahan Malunda, Ferdiansyah menceritakan, ia bersama istri dan puluhan pekerja proyek jaringan irigasi di daerah ini sedang berada di lokasi pembangunan saat air mulai naik.
Saat itu, puluhan pekerja pun panik dan segera menaiki mobil pick up dan truk untuk segera menyelamatkan diri. Puluhan pekerja itu bergegas menuju perkampungan.
- Baca juga : Banjir Malunda
Ditengah perjalanan, mobil pick up itu tidak bisa melintasi jalan lantaran air semakin tinggi. Sopirnya pun keluar dari mobil dan naik ke truk karena mobilnya sudah nyaris tenggelam karena air. Dengan sigap, truk itu pun segera ke Jalan Trans Sulawesi.
Sementara Ferdiansyah, isterinya dan dua pekerja lainnya tak ikut ke mobil. Mereka tetap berada di lokasi proyek sembari mencari jalan keluar. Ditengah perjalan, air sudah sampai dada Ferdiansyah.
Arus air yang deras membuat mereka sempat terseret arus air. Beruntung terdapat pohon pisang yang dibawa arus air dan bisa menyelematkan mereka karena ditarik lalu dipakai ke arah jalan yang arusnya kurang deras.
“Sempat terseret air karena tambah tinggi air. Untung bisa bisa selamat semua,” kata Ferdiansyah yang ditemui di lokasi proyek senilai Rp 48 miliar saat malam hari karena air sudah surut.
Di lokasi proyek, sejumlah barang, seperti pakaian dan tempat tidur pekerja basah karena air bercampur lumpur. Sebab, jejeran rumah pekerja juga ikut terendam air.
Sementara itu, mobil pick up yang sempat terendam banjir di evakuasi dengan mobil derek saat malam hari. Sebab, banjir surut sekira pukul 21.00 wita.
Selain itu, banjir ini terjadi karena hujan deras dan membuat Sungai Deking meluap. Sedikitnya, satu kelurahan dan tiga desa terendam banjir. Antara lain, Kelurahan Malunda, Desa Bambangan, Lombong dan Desa Lombong Timur. (Irwan Fals)