Hasil olahan berupa kripik kentang
Mamasa, mandarnews.com – Guna meningkatkan proses pengelolaan kentang di Mamasa, Sudirman Syamsuddin menyalurkan bantuan terhadap Kelompok Tani Wanita (KWT) Bambaturunan di Desa Osango.
Sudirman Syamsuddin yang merupakan pemilik usaha Rajawali Group di Kabupaten Mamasa saat dikonfirmasi via telepon, Senin (20/5/2019) mengaku terkesan dengan semangat petani Mamasa yang kembali mulai mengembangkan tanaman kentang, sehingga wujud dukungan yang bisa diberikan untuk kampung halamannya yakni menyalurkan beberapa alat pembuatan kripik sehingga nilai jual kentang dapat memberikan keuntungan lebih bagi ibu-ibu rumah tangga.
“Bantuan ini tidak seberapa, namun paling tidak saya telah ikut mendukung semangat petani dan kedepannya tentu akan diupayakan proses pengelolaan kentang dalam kemasan industri agar Mamasa mampu menjual makanan ringan sebagaimana produk-produk lainnya hasil pengelolaan industri,” ujarnya Sudirman.
Ia berharap, masyarakat Mamasa tetap tekun mengembangkan potensi alam yang ada.
“Pengembangan tanaman nilam juga pernah saya prakarsai, namun karena di Mamasa tanaman nilam kurang mengandung minyak, maka banyak dikembangkan warga di sekitar Kecamatan Tabulahan, Bonehau, dan sekitarnya,” kata Sudirman.
Sementara itu, Bendahara Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Mamasa, Sudiarno yang juga sebagai Ketua KWT Bambaturunan menyampaikan, bantuan yang diberikan seperti dua unit kompor, dua unit kuali, alat penggorengan, alat parut kentang, alat press plastic, dan sebagainya sangat membantu aktivitas KWT Bambaturunan.
“Saya mewakili kelompok mengungkapkan terimakasih atas partisipasi dari Sudirman Syamsuddin,” sebut Sudiarno.
Ia turut berharap, kedepan semakin banyak orang yang simpati dengan petani Mamasa, seperti yang dilakukan pengusaha Rajawali yang kendati masih dalam perantauan di Batam, tetapi tetap mempedulikan kondisi masyarakat di daerah kelahirannya.
“Tiap hari KWT Bambaturunan mampu memproduksi 40-50 bungkus kripik kentang atau setara dengan bahan dasar kentang kurang lebih tiga kg,” ucap Sudiarno.
Untuk harga jual, per bungkusnya dibanderol Rp 1.000 – Rp 1.500, sehingga penjualan tiap kilo memberikan keuntungan tiga kali lipat.
Sudiarno juga menuturkan, kripik kentang buatan KWT Bambaturunan dijamin bebas bahan pengawet jenis kimiawi, sehingga anak sekolah dan orang tua siswa tidak perlu khawatir saat mengonsumsi kripik tersebut. (Hapri Nelpan)
Editor: Ilma Amelia