Tokoh pemuda sekaligus aktivis lingkungan, Yusri.
Polewali Mandar, mandarnews.com –
Setiap tahun, tanggal 28 Oktober selalu diramaikan dengan ucapan selamat Hari Sumpah Pemuda. Pejabat dan tokoh publik berlomba-lomba menyampaikan pesan semangat untuk generasi muda tentang persatuan, kebangsaan, dan masa depan bangsa.
Namun, di balik gegap gempita peringatan itu, masih banyak pemuda yang berhadapan dengan realita pahit: lapangan kerja yang sempit, minimnya ruang partisipasi dalam pengambilan kebijakan, serta peran pemuda yang sering kali hanya dijadikan simbol seremoni tanpa kesempatan nyata untuk berkontribusi.
Yusri, pemuda asal Mampie yang aktif dalam gerakan lingkungan, mengkritisi bahwa semangat Sumpah Pemuda seharusnya tidak berhenti pada seremoni tahunan dan deretan ucapan semangat.
“Kita ingin melihat pemerintah benar-benar melibatkan pemuda dalam pembangunan daerah. Bukan hanya dilibatkan saat acara, tapi diberi ruang untuk berperan dan berinovasi,” ujar Yusri dalam rilis yang diterima redaksi.
Menurut Yusri, pembangunan yang berkelanjutan hanya bisa terwujud jika generasi muda diberikan kepercayaan dan dukungan yang nyata.
“Pemuda punya energi, ide, dan semangat. Tapi, tanpa ruang dan perhatian, potensi itu akan padam,” tambah Yusri.
Kritik seperti ini mencerminkan keresahan yang banyak dirasakan pemuda di berbagai daerah. Mereka tidak menolak seremoni peringatan Sumpah Pemuda, namun menginginkan langkah konkret: kebijakan yang berpihak pada kreativitas, lapangan kerja yang layak, serta dukungan nyata untuk inisiatif sosial dan lingkungan yang digerakkan anak muda.
Momentum Hari Sumpah Pemuda seharusnya menjadi pengingat bersama bahwa bangsa yang besar bukan hanya yang mampu mengingat sejarah perjuangan pemuda, tetapi juga yang mampu memberi ruang bagi pemuda hari ini untuk berjuang dengan caranya sendiri: membangun, menjaga lingkungan, dan menciptakan inovasi untuk daerah yang lebih maju.
Sebab, semangat Sumpah Pemuda bukan sekadar bersatu dalam kata, tapi bersatu dalam tindakan nyata untuk perubahan. (AA)
Editor: Ilma Amelia
