Syahril, anggota DPRD Kab. Majene
Majene, mandarnews.com – Salah satu anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Majene, Syahril menyebutkan ada permainan yang terjadi di tengah pandemi Covid – 19.
Hal itu ia sampaikan usai menghadiri rapat dengar pendapat yang tertunda antara tim gugus tugas percepatan penanganan covid – 19 (TGTPP C – 19), anggota DPRD gabungan komisi dan warga Lingkungan Binanga, Kelurahan Labuang, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Selasa (4/8) di Gedung DPRD Kab. Majene.
” Saya melihat ada akal – akalan tentang Covid – 19 ini,” ucap Syahril, kepada awak media.
Namun Syahril tidak menjelaskan secara detail apa alasan sehingga memberikan pernyataan seperti itu dan akal – akalan seperti apa yang terjadi tentang Covid – 19 tersebut.
” Kita lihat saja perjalanannya. Contoh kasusnya seperti apa. Yang saya juga perhatikan sejak awal yakni kasus warga Lutang, toh semuanya baik – baik saja,” ucapnya.
Menurut anggota DPRD dari partai Gerindra tersebut, tidak ada corona di Kabupaten Majene, dan belum ada pasien covid – 19.
” Yang paling lucu juga kasus awal warga Binanga, yang dimana Pasien yang bersangkutan tiba – tiba positif Covid – 19, padahal yang bersangkutan ini sudah lama di Kab. Majene. Dan lucunya lagi, orang tua yang bersangkutan tidak terkonfirmasi padahal sudah jelas, jika imun orang tua pasti sudah kurang,” tutupnya.
Juru bicara TGTPP C – 19 Majene, Sirajuddin menanggapi pernyataan Syahril yang mrnyatakan tidak ada Covid – 19 di Majene. Sirajuddin menyampaikan jika hak berpendapat adalah hak semua orang.
” Jika menganggap corona tidak ada, itu adalah hak individu berpendapat. Namun, perlu kita ketahui bahwa sudah banyak para ahli yang melakukan riset pada covid -19 ini. Seluruh dunia juga sudah bergerak untuk penanganan covid,” ucapnya.
Lanjutnya, Kementrian Kesehatan juga telah mengeluarkan petunjuk teknis tentang covid, data – data di Indonesia dan Majene serta hasil swab juga telah menunjukkan adanya covid.
” Jadi pasien – pasien yang terkonfirmasi positif ini adalah hasil swab, dan swab itu mendeteksi Covid – 19, dan kalau positif berarti ada covidnya,” jelas Sirajuddin, atau yang lebih akrab dipanggil Joko.
” Jadi biarlah masyarakat berpendapat apa. Mungkin itu adalah bagian dari persepsi pribadi atau asumsi. Yang jelasnya, kalau kita menganggap tidak ada covid itu, tidak ada dasar ilmiahnya,” tutup Joko, yang juga merupakan Kabid kedaruratan di BPBD Kab. Majene. (Putra)