Jalan di Kecamatan Nosu-Pana
MAMASA, mandarnews.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar kembali menggelontorkan anggaran untuk lanjutan pembangunan jalan Tabone – Pana.
Ketua Komisi III DPRD Provinsi Sulbar, Sudirman Darius saat dikonfirmasi di kediamannya, Senin (4/2) menerangkan, untuk lanjutan pekerjaan jalan Tabone – Pana awalnya hanya dianggarkan Rp 5 milliar namun setelah dilakukan koordinasi ke Dinas PU Sulbar maka dinaikkan menjadi Rp 5,3 milliar hal itu kemudian ditambah lagi setelah ada pendapat dari masyarakat bahwa baiknya titik jalan yang sangat parah diutamakan terutama di Pakla’ atau wilayah Kecamatan Pana’.
Lanjut Sudirman, pihaknya kembali menggelar aspirasi tersebut saat pembahasan anggaran sehingga ditetapkan menjadi dua paket pekerjaan untuk sambungan pekerjaan jalan Tabone – Nosu Rp 5,3 milliar dan paket kedua di wilayah Pakla’ Rp 2,6 milliar.
Sudirman meminta masyarakat untuk bersama-sama mengawasi pekerjaan tersebut sebab soal teknis diatur oleh Dinas PU dan tentunya jika ada aspirasi yang masuk akan direspon baik sebagaimana tugas DPRD.
Ia juga berharap, status jalan tersebut ditingkatkan menjadi Jalan Provinsi jika Pemda Mamasa tidak dapat menjangkau sebab jika demikian akan lebih memudahkan Pemprov Sulbar dalam menangani pembangunan jalan Tabone – Pana apalagi Gubernur Sulbar, H.Alibal Masdar sangat memprioritaskan pembangunan jalan dalam masa jabatannya.
Sementara Pdt. Yusuf Arta salah satu Tokoh Agama di Mamasa saat diwawancarai di kediamannya mengatakan, sebagai Tokoh Agama di Mamasa sangat bersyukur dengan masuknya anggaran sebanyak Rp 7, 9 Milliar untuk jalan poros Nosu – Pana lantaran sangat butuh perhatian yang sangat serius.
“Ada 27 kilometer antara Nosu – Pana ditempuh selama 4 jam, hal tersebut membuktikan kalau akses jalan Nosu-Pana kerusakannya sangat parah,” sebutnya.
Pdt. Yusuf Arta menjelaskan, menurut informasi yang ia dapat bahwa jalan poros Pana – Nosu adalah Jalan Strategis Provinsi jadi sudah semestinya Provinsi memberi perhatian yang serius untuk pembangunan jalan.
Lanjut Yusuf Arta, pengerjaan jalan yang pernah masuk ke jalan poros Nosu – Pana menggunakan anggaran yang sedikit sehingga pengerjaan jalan tidak maksimal, artinya hanya sepotong-sepotong jalan yang baik.
Dikatakannya pula, sangat aneh jika hasil alam Nosu dan Pana dipasarkan ke Toraja itu akibat jalan yang tidak mendukung dan aneh pula jika perantau Pana dan Nosu saat pulang ke kampung halaman mereka malah lewat Enrekang maupun toraja.
Pdt.Yusuf Arta berharap, pengerjaan jalan poros Tabone -Pana segera terealisasi sehingga perekonomian maju dan memudahkan pemasaran hasil alam.(M-2/Hapri Nelpan)