Saat orang tua korban bersama korban mendatangi Polres Majene, Jumat (1/4).
Majene, mandarnews.com – Video pengeroyokan siswa di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat yang terjadi di salah satu sekolah tengah viral.
Perkelahian tersebut terjadi di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Majene, Kamis (31/3). Terlihat dalam video, salah satu siswa awalnya duel dan beberapa detik kemudian, teman terduga pelaku ikut membantu melakukan pemukulan sehingga terjadi pengeroyokan.
Dikonfirmasi, korban atas nama IU diduga dikeroyok oleh teman sekolahnya yang berinisial FI dan AF.
IU yang ditemui saat melakukan visum di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Lembang menjelaskan kronologinya bahwa awalnya ia bersama temannya berkumpul di depan kelas. Kemudian, salah satu temannya salah bicara hingga membuat semuanya tertawa.
“Beberapa menit kemudian, saya masuk ke kelas dan saat hendak makan, terduga pelaku yang memang jauh hari sebelumnya mempunyai masalah dengan saya langsung datang membawa teman-temannya,” ujar IU.
Entah kenapa, orang yang punya masalah dengan IU sontak emosi dan langsung memukul korban.
Kemudian, kawan pelaku yang sebelumnya memukul IU datang menanyakan nama korban dan langsung memukul IU bersama teman lainnya hingga terjadi pengeroyokan. Ia pun mendapat pukulan bertubi-tubi di bagian kepala dan belakang.
Sekitar lima menit kemudian terlihat seorang guru datang untuk melerai.
“Banyak yang melapor kepada saya bahwa yang memukul sedang dalam pengaruh minuman keras,” kata IU.
Sementara itu, Arjun selaku orang tua korban sangat menyayangkan adanya insiden tersebut, apalagi terjadi di dalam lingkungan sekolah dan banyak laporan jika terduga pelaku sedang dalam pengaruh miras.
“Saya cukup menyesali pihak sekolah karena yang dipanggil saat mediasi pertama hanya orang tua pelaku, apalagi terduga pelaku diduga dalam pengaruh miras,” sebut Arjun.
Meski mendapat permintaan maaf dari para orang tua pelaku, pihaknya tetap merasa kecewa sehingga melapor ke polisi dan telah melakukan visum.
“Kami berharap agar pihak sekolah meningkatkan pengawasannya karena ditakutkan generasi penerus rusak. Kami juga mempertanyakan gampangnya masuk miras di lingkungan sekolah. Harusnya sekolah juga perlu tahu para penjual miras ini yang menjual kepada anak di bawah umur,” tandas Arjun.
Basri, guru Bimbingan dan Konseling (BK) SMPN 3 Majene menyampaikan, pihak sekolah telah melakukan mediasi antara korban dan pelaku serta orang tua dari terduga pelaku
Basri beralasan, pihak sekolah tidak memanggil orang tua korban karena berharap permasalahan dapat diselesaikan dan pihak sekolah juga merupakan orang tua siswa di sekolah.
“Hanya saja memang orang tua korban merasa keberatan karena seolah-olah anaknya kurang diperhatikan,” ucap Basri.
Sementara terkait miras, guru BK baru dapat memastikan jika memang miras masuk di lingkungan sekolah setelah melakukan penyelidikan yang awalnya mendapat laporan dari keamanan sekolah bahwa terdapat salah satu kelas yang berbau miras.
“Setelah dikroscek, memang benar bahwa terdapat botol kosong bekas miras. Setelah itu, guru BK mengunjungi rumah pelaku dan pelaku menyampaikan bahwa memang sudah minum,” tutur Basri.
Untuk melakukan tindak lanjut dan perkembangan terbaru, akan dilakukan mediasi kembali pada Rabu (6/4) nanti.
“Pihak sekolah juga telah memberikan peringatan kepada terduga pelaku agar tidak mengulangi hal serupa dan jika pelaku masih melanggar maka pihak sekolah akan mengembalikan siswa tersebut kepada orang tuanya,” tukas Basri.
Namun, yang bersangkutan nantinya bisa kembali ke SMPN 3 jika sudah melakukan pembinaan di rumah karena walau bagaimanapun sekolah tidak bisa terlalu menghakimi kesalahan anak.
Pihak sekolah juga telah memastikan sesuai dengan informasi yang dihimpun dan data dalam video jika terduga pelaku atau siswa yang melakukan pengeroyokan hanya dua orang. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia