Kapolres Majene AKBP Febryanto Siagian saat memantau pelaksanaan vaksinasi.
Majene, mandarnews.com – Awal munculnya vaksin untuk penanganan pandemi Covid-19, nyaris seluruh pihak melakukan penolakan alias tidak mau divaksin.
Tentu penolakan tersebut terjadi karena berbagai sebab, di antaranya terus menyebarnya informasi hoaks bahwa vaksin berbahaya dan hanya akal-akalan pemerintah agar meraup keuntungan.
Seakan vaksin di kala itu menjadi momok menakutkan di tengah masyarakat karena berita hoaks yang terus bertebaran.
Namun, menurut Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Majene Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Febryanto Siagian, saat ini keyakinan tersebut terus ditepis setelah seluruh pihak terdepan seperti Dinas Kesehatan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) serta lainnya yang lebih awal membuktikan khasiat vaksin yang aman dan halal sebagai tameng diri dari berbagai ancaman virus di tengah pandemi.
“Artinya, saat ini vaksin mulai diterima di tengah masyarakat dan tidak lagi menjadi momok yang menakutkan. Hanya saja, capaian minimal 70% vaksin masih terus menjadi target utama untuk membentuk herd immunity (kekebalan kelompok) sebagai syarat bisa diberlakukannya kembali kondisi normal,” ujar AKBP Febryanto, Minggu (19/12).
Ia pun berharap, seluruh pihak terus memberikan kontribusinya mendukung percepatan vaksinasi sebagai penanganan efektif pandemi Covid-19.
“Jangan bosan saling mengingatkan, mengajak, dan meyakinkan kepada sesama, khususnya keluarga terdekat agar bersedia divaksin. Bersama kita wujudkan Indonesia yang lebih maju dan sehat,” ajak AKBP Febryanto.
Pihaknya juga terus memberikan semangat kepada para petugas yang menjadi garda terdepan dalam mendukung percepatan capaian vaksinasi yang maksimal serta tetap semangat untuk memberikan yang terbaik. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia