
Anggota TGC PKM Sendana sedang melakukan pengobatan di pengungsian terdampak gempa di Desa Banua Sendana, Senin 18 Januari 2021. Foto : Ruslan Said
Sendana, mandarnews.com – Tim Gerak Cepat (TGC) Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Sendana I bergerak cepat menyisir keberadaan orang sakit di pengungsian di wilayah Desa Banua Sendana, hari ini, Senin 18 Januari 2021.
“Alhamdulillah Tim dari PKM Sendana I, sdh berada di lokasi melakukan pemeriksaan bersama petugas dari Poskesdes, mereka menyusuri keberadaan orang2 sakit di titik pengungsian,” tulis Ruslan Said, kepala Desa Banua Sendana menanggapi postingan salah seorang facebooker, Senin 18 Januari 2021.
Dalam tanggapan di medsos itu juga, Ruslan menyampaikan terima kasih kepada Tim Tagana Mamuju Tengah (Mateng) yang membantunya melakukan pendataan. Keterlibatan Tagana Mateng di Desa Banua Sendana karena keberadaan anggota Tagana Mateng tersebut yang terhalang gempa setelah mengantar keluarganya ke kampung halamannya di Desa Banua Sendana
“Ada warga Mateng beristri di Desa Banua Sendana bawa pulang ksini, terhalang gempa shg tidak bisa pulang, dia koordinasi ke pimpinan nya disana, katanya bisa juga disitu bantu didesa karena ada juga pengungsi.
Dia minta izin mendata disini, hasilx kami koordinasi kan ke pemdes, 2 hr pihak PKm belum ada respon, pas kita tanya adakah warga bernama ini yg sakit dipodang kami jawab jumlahx 27,” ungkap Ruslan melalui pesan whatsapp kepada mandarnews.
Dikonfirmasi melalui telpon seluler (ponsel), ketua rombongan TGC PKM Sendana I, Alfiah membenarkan sedang melakukan penyisiran orang sakit di Desa Banua Sendana.
“Benar pak. Kami bersama anggota tim dan bidan desa masih di lokasi di pengungsian Desa Banua Sendana,” kata Alfiah dari balik loudspekar ponsel, Senin (21/1/2021) sekitar pukul 15.00 wita.
Alfiah mengaku setiap hari mereka melakukan pengobatan di pengungsian. Kemarin, ungkapnya, timnya berada di Desa Palipi Sendana, dan sehari sebelumnya di Desa Bukit Samang.
Menurut Alfiah, tidak ada kendala dalam melakukan pengobatan di pengungsian termasuk ketersediaan obat. Namun jika kondisi bencana masih berlanjut maka bisa jadi stok obat-obatan butuh di drop lebih banyak lagi.
Alfiah mengaku, sakit yang dikeluhkan pengungsi kebanyakan sakit kepala, nyeri ulu hati dan diare mulai dari balita, dewasa hingga lansia.
Saat dikonfirmasi melalui ponsel, Alfiah mengaku masih berada di titik kedua pengungsian. Sementara Desa Tallu Banua memiliki empat titik pengungsian. (rizaldy)