Tim konseling penyintas Kodim 1402 Polmas melakukan rapid assesmen di titik pengungsian yang tersebar di Kabupaten Polman, Minggu (24/1).
Polman, mandarnews.com – Tim trauma healing Komando Distrik Militer (Kodim) 1402 Polmas melakukan rapid assesmen di titik pengungsian yang tersebar di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Minggu (24/1).
Menurut Komandan Kodim (Dandim) 1402 Polmas Letnan Kolonel (Letkol) Arh Hari Purnomo, hal ini dilakukan untuk mengetahui kelompok sesuai dengan hasil kaji cepat agar penanganan yang dilakukan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan kelompok dewasa atau rentan seperti lanjut usia, ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan anak.
“Menghadapi situasi tersebut, tim konseling penyintas telah melakukan berbagai kegiatan yang diawali dengan assesmen kemarin dan hari ini mulai masuk pada play theraphy dengan berbagai bentuk kegiatan seperti bernyanyi bersama, menggambar, dan mendongeng dengan tujuan utama agar anak-anak menemukan kembali keceriaan.
Selain itu, Letkol Arh Hari juga mengapresiasi relawan dari guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang juga turun ke lapangan memberikan trauma healing kepada kelompok balita dan anak.
Sementara koordinator tim konseling penyintas, Mimit Pakasi menyebut bahwa tim trauma healing dan konseling penyintas dari Kodim 1402 Polmas telah melakukan assesmen awal yang bertujuan untuk menggali potensi trauma. Tim telah mengidentifikasi para pengungsi kedalam tiga klasifikasi trauma, yakni ringan, sedang, dan berat.
“Khusus yang mengalami trauma berat, tim telah memberikan intervensi awal. Beberapa pengungsi yang mengalami trauma berat, di antaranya di titik pengungsian SMA 1 Tinambung, anak dengan inisial T usia 2 tahun asal Samalio, Kabupaten Majene mengalami kecemasan terhadap benda-benda yang bergerak, kemudian seorang ibu dengan inisial H usia 36 tahun asal Malunda, Kabupaten Majene yang mengalami psikosomatik, yakni tremor pada kedua tangan,” kata Mimit.
Sementara di titik pengungsian SMK Balanipa, lanjutnya, juga terdapat seorang ibu berinisial N asal Majene yang mengalami kecemasan sehingga mengakibatkan susah tidur.
“Selain kasus tersebut, pada titik pengungsian di Sport Center juga terdapat pengungsi dengan inisial A umur 48 asal Desa Kayuangi, Kabupaten Majene yang mengalami gangguan kecemasan akut yang cenderung ke arah depresi, hingga hari ini frekuensi atas kecemasannya sudah menurun, hal tersebut teridentifikasi atas respons positif yang terlihat dari perilakunya. Kemudian besok, Senin (25/1) kita sudah masuk kepada intervensi awal terhadap para pengungsi yang mengalami trauma sedang dan berat,” tutup Mimit. (Rls)
Editor: Putra, Ilma Amelia