Saat kelompok pengolahan ikan asap Lingkungan Somba Selatan, Kel. Mosso, Kec. Sendana, Majene melakukan pengasapan ikan menggunakan inovasi alat dari Tim Pengabdian Universitas Sulawesi Barat.
Majene, mandarnews.com – Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) pemberdayaan desa binaan (PDB), Tim Pengabdian Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) memperkenalkan inovasi alat pengasapan sederhana tepat guna bagi masyarakat kelompok pengolahan ikan asap Siamasei di lingkungan Somba Selatan, Kelurahan Mosso, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene.
Kegiatan hasil kerja sama tim pengabdian masyarakat terdiri dari Tim Unsulbar dengan Universitas Hasanuddin serta pemerintah Kelurahan Mosso bertujuan untuk memberikan pelatihan manajemen usaha dan penggunaan inovasi alat pengasapan tepat guna.
Sebelum mempraktekkan penggunaan alat pengasapan hasil inovasi, kegiatan diawali dengan pemaparan materi oleh Dr. Fahrul, S.Pi., M.Si terkait proses produksi ikan asap yang sesuai standar dan Wulan Ayuandiani, SE., MM terkait manajemen pemasaran hasil olahan, Sabtu (26/8/23) di aula Kantor Kecamatan Sendana.
Ketua Tim PDB, Dr. Muhammad Nur mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk membantu masyarakat meningkatkan kapasitas usaha dan kualitas produk ikan terbang melalui pemanfaatan inovasi alat pengasapan sederhana
“Ada dua model alat pengasapan yang diperkenalkan yaitu alat pertama di khususkan pada kelompok pengasapan yang dengan skala produksi yang besar dan alat yang kedua untuk pengusaha kuliner ikan terbang asap,” jelas Nur.
Nur menyebut, alat ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya dapat mempercepat proses pengasapan ikan, jumlah lebih banyak, kualitas produksi lebih baik dan bermutu, serta daya tahan meningkat.
Selain itu, dengan menggunakan alat ini, penggunaan bahan bakar dalam hal ini kayu dapat lebih hemat dibanding dari pengasapan tradisional sebelumnya yang dilakukan masyarakat.
“Mudah-mudahan dengan adanya alat ini, dapat meningkatkan produktifitas masyarakat, yang nantinya berdampak pada kesejahteraan dan pendapatan,” tandas Dosen Perikanan, Unsulbar tersebut.
Ketua Jurusan Perikanan Unsulbar, Andi Arham Atjo, S.Kel., M.Si menambahkan kegiatan ini merupakan bagian dari Tridharma perguruan tinggi, yaitu melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Mosso yang merupakan binaan Unsulbar.
“Ini juga merupakan komitmen jurusan perikanan Unsulbar sebagai mitra pendamping masyarakat khususnya masyarakat nelayan untuk bisa lebih maju dan sejahtera,” imbuhnya.
Kepala Bidang Penguatan Daya Saing Produk Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Majene, Fachriadi Josson Bachtiar menyebut kegiatan yang dilaksanakan selaras dengan Program DKO Majene, yaitu meningkatkan daya saing produk perikanan.
Dengan harapan ikan yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik sehingga menembus pasar yang lebih jauh.
Sementara itu, dengan adanya kegiatan ini, Lurah Mosso, Idhan Kamase berterima kasih kepada Tim Unsulbar yang telah kesekian kalinya memperkenalkan teknologi kepada masyarakat kelurahan Mosso.
“Kegiatan ini juga mendukung pencapaian RPJM Kelurahan Mosso sebagai sentra ikan terbang yang Maju,” imbuh Lurah Mosso.
Hal senada disampaikan oleh Camat Sendana, Asri Abdul Azis. Ia menyebut kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Saat ini pengunjung di kuliner berkurang. Dengan Adanya inovasi semoga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat di wilayah kami. Kegiatan ini sangat baik dan sangat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat,” pungkas Asri.
Zainuddin salah anggota kelompok pengolahan ikan asap, warga Somba Selatan, mengaku sangat bersyukur dengan adanya alat tersebut.
Zainuddin menyebut dengan adanya inovasi alat itu, ia yakin dan percaya dapat meningkatkan produktifitas ikan asap yang ada di masyarakat.
“Dibanding alat pengasapan tradisional yang kami gunakan, inovasi alat ini jauh lebih baik, produktifitas dapat lebih banyak, proses pengasapan ikan hingga matan pun lebih cepat, asap tidak terlalu menggangu tetangga ditambah dengan penggunaan kayu yang jauh lebih hemat. Artinya memang dengan alat ini dapat hemat waktu dan hemat pengeluaran tapi produktifitas meningkat,” ucapnya.
“Kami selaku warga sangat berterima kasih kepada tim pengabdian masyarakat, karena dengan ini kami sangat terbantu. Belum lagi penggunaan bahan bakar kayu jauh lebih irit tiga kali lipat dibanding alat pengasapan tradisional sebelumnya,” ujar Zainuddin kembali.
Ia pun membandingkan, waktu proses pengasapan dengan cara tradisional dan dengan menggunakan inovasi alat, dimana proses pengasapan dengan inovasi alat jauh lebih cepat. Dimana jika cara tradisional memakan waktu hingga dua jam lebih, sementara dengan inovasi alat dari Tim Pengabdian Masyarakat hanya memakan waktu sekitar satu jam dan hasilnya lebih baik dan higienis.
(Mutawakkir Saputra)