Ilustrasi ikan asin (Pexel/Mumtahina Tanni).
Majene, mandarnews.com – Tingkat konsumsi ikan secara nasional di Indonesia masih sangat rendah, begitu juga dengan Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Majene Ir. Hj. Ichwanti pun mengajak masyarakat Majene untuk senantiasa mengonsumsi ikan.
“Perhitungan terakhir untuk Majene masih di angka 43,8 kilogram per kapita dalam satu tahun atau satu orang rata-rata hanya mengonsumsi ikan 43 kilogram per tahun. Sementara idealnya sampai 100 kilogram ikan per tahun,” kata Ichwanti saat dikonfirmasi, Selasa (8/11).
Ichwanti pun membandingkan dengan Negara Malaysia yang tingkat konsumsi ikannya 60 kilogram per kapita dalam satu tahun, Singapura 80 kilogram, Jepang hingga 100 kilogram, dan Indonesia saat ini hanya mengejar target 50 kilogram saja.
Ichwanti menuturkan, salah satu hal yang memengaruhi rendahnya konsumsi ikan di Majene adalah pemahaman masyarakat yang kurang tentang kandungan ikan. Padahal, hampir secara umum masyarakat makan ikan, tapi konsumsinya masih rendah.
“Ini yang perlu kita lakukan, memberikan pemahaman terhadap masyarakat tentang kandungan luar biasa di dalam ikan. Masyarakat belum banyak tahu tentang kandungan atau yang terdapat dalam ikan sehingga saat mengonsumsi itu hanya ala kadarnya,” jelas Ichwanti.
Ia mencontohkan, orang Jepang dulunya pendek-pendek. Tapi, seiring berkembangnya zaman mereka sudah tinggi. Salah satu pengaruhnya adalah faktor makanan, dalam hal ini gizinya bagus. Tidak menutup kemungkinan karena tingkat konsumsi ikan bagi mereka itu tinggi.
“Ini juga bagus kita dorong pada daerah stunting untuk meningkatkan makan ikan. Idealnya, 250 gram per sekali makan kepada masyarakat. Kita pelajari, itu terkadang ikan satu ekor dibagi tiga. Bagaimana mungkin dengan seperti itu, pemenuhan gizinya cukup,” tambah Ichwanti.
“Ini juga mengherankan, karena rata-rata lokus stunting itu berada pada daerah pesisir, padahal jika kita lihat justru pesisir itulah penghasil ikan. Makanya, kalau bisa, dalam satu orang sekali makan itu satu ekor ikan, terus ditingkatkan hingga dua ekor dengan ukuran ideal,” ungkap Ichwanti.
Ia pun merencanakan agar nantinya ada kolaborasi dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan sosialisasi tentang edukasi terkait gizi ikan, termasuk memaksimalkan mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk mengonsumsi ikan pada kegiatan-kegiatan lainnya, seperti halnya Ayo Makan Ikan yang biasanya dirangkaikan saat Hari Ikan Nasional (Harkanans) setiap 21 November.
“Apalagi kita pelajari bahwa masyarakat, utamanya kalangan muda ini lebih memilih makanan praktis dan mementingkan kekenyangan, bukan tentang gizi dan kesehatan. Kita juga memang perlu melakukan inovasi dalam penyajian makan ikan, seperti entah dibuat bakso atau lainnya agar kita konsumen juga tidak bosan,” tutur Ichwanti.
Ia e berharap, nantinya masyarakat dapat tetap memilih ikan menjadi makanan sehari-hari, memenuhi gizi melalui makan ikan.
Seperti diketahui bahwa ikan memiliki protein yang berkualitas tinggi. Vitamin yang larut dalam air dan terdapat dalam ikan adalah 4 macam vitamin tergolong dalam famili vitamin B, yaitu B6, B12, biotin, dan niacin.
Mineral-mineral yang terkandung di dalam ikan antara lain magnesium, fosfor, iodium, fluor, zat besi, copper, zinc, dan selenium yang baik untuk tubuh. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia