Pada bulan Mei 2016 lalu, Bupati Mamuju, Drs. H. Habsi Wahid, MM. menandatangani nota kesepakatan berupa Memorandum of Understanding (MoU) bersama Direktur Lembaga Pengembangan Tehnologi Tepat Guna – Masyarakat Lokal Indonesi (LPTTG-Malindo), DR. H. Sakaruddin, MSi. Pada momentum tersebut, mereka sepakat untuk bekerjasama meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat Mamuju sebagaimana tertuang dalam visi ke 3 pemerintahan Habsi-Irwan yakni Meningkatkan Kemampuan dan Kemandirian Ekonomi Masyarakat, Melalui Pengembangan Usaha dan Industri Rumah Tangga serta Dukungan Perbaikan Transportasi Masyarakat.
Atas kesepakatan tersebut, Habsi Wahid mengutus masyarakat Mamuju mengikuti pelatihan teknologi tepat guna- agro industri pangan. Tepat hari ini, Ahad, 24 Juli 2016, Bupati secara resmi melakukan pelepasan peserta yang akan berlatih langsung di kantor LPTTG-Malindo di Masamba, Sulawesi Selatan.
Berdasarkan keterangan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD), Drs. Rahim Mustafa, peserta pelatihan yang diberangkatkan sebanyak 134 orang dari 34 desa se-Kabupaten Mamuju sebagai angkatan pertama. Ia mengatakan, pelatihan tersebut akan dilaksanakan secara bertahap yakni dibagi menjadi 3 angkatan.
“Untuk tahap awal, kita berangkatkan 134 orang dari 34 desa di Kabupaten Mamuju. Mereka akan mengikuti pelatihan disana selama paling lama 10 hari. Setelah itu baru kita berangkatkan lagi peserta angkatan kedua dari desa yang belum ikut pada angkatan pertama, dan ini ada 3 angkatan. Jadi tahap pertama, Kecamatan Sampaga dan Tommo’ belum mengikutkan desanya,” urai Rahim.
Acara pelepasan peserta pelatihan berlangsung di Ruang Pola kantor Bupati. Dalam acara tersebut, Bupati, Habsi Wahid menyampaikan bahwa kegiatan pembinaan masyarakat telah ia niatkan sewaktu masa kampanye. Dirinya ingin melakukan pembinaan masyarakat dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat Mamuju hingga sampai pada kategori sejahtera. Ia bersyukur, apa yang diharapkan tersebut sudah mulai berjalan.
Pelatihan kali ini lebih terfokus pada pengolahan hasil pangan. Habsi mengatakan, setiap desa memiliki hasil pangan yang berbeda-beda, olehnya itu, setiap desa harus mengikuti pelatihan, bukan diwakili oleh desa lain atau kecamatannya.
“Potensi yang ada di mamuju tentu tidak bisa kita biarkan begitu saja. Harus kita kembangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat juga membuka lapangan kerja dengan menyentuh setiap sektor yang ada, kali ini kita lebih kepada peningkatan agro industri pangan.” Kata Habsi.
Kepada peserta pelatihan, Bupati berpesan agar saat kembali ke Mamuju, mereka tidak ragu-ragu untuk berkreasi menciptakan olahan pangan khas desanya masing-masing. Habsi mengingatkan, tak usah khawatir masalah pemasaran, sebab ia akan mengeluarkan Peraturan Bupati bahwa setiap pedagang makanan, baik itu kios, warung dan swalayan dapat menjual produk yang telah dihasilkan tersebut. (Hms- Dian Hardianti Lestari)