Majene, mandarnews.com – Tenaga kesehatan perlu terus mengembangkan keterampilan komunikasi efektif agar dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.
Mengingat komunikasi merupakan kunci dalam pelayanan kesehatan publik yang berkualitas.
Sayangnya, aspek ini masih kerap terabaikan di tengah fokus terhadap aspek klinis. Padahal, kemampuan komunikasi efektif dari tenaga kesehatan (nakes) dapat menunjang keberhasilan intervensi kesehatan seperti meningkatnya mutu layanan kesehatan, sehingga pelayanan bagi masyarakat makin berkualitas.
Oleh karena itu, dalam rangka Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke- 61 Th tingkat Kabupaten Majene menyelenggarakan Seminar Kesehatan. Dimana dalam seminar ini menekankan pentingnya komunikasi yang jujur dan empatik oleh nakes sebagai kunci dalam memberikan pelayanan berkualitas.
Kepala Dinas Kesehatan Dra. Hj. Yuliani, M.A.P mengatakan, dalam konteks ini nakes bukan sekadar “dokter, perawat, bidan atau nakes lainnya”, tetapi juga komunikator yang empatik.
“Masyarakat butuh pendekatan manusiawi, bukan hanya data ilmiah,” tegasnya dalam seminar bertajuk “Komunilasi Efektif, Kunci Layanan Kesehatan Berkualitas”, Sabtu, (15/11/25).
Ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun di puskesmas, kerap terkait dengan komunikasi antar petugas dengan masyarakat yang tidak efektif.
Ditambah dengan kurangnya senyum dan tutur kata petugas yang melayani katanya, urgensi untuk nakes memiliki kemampuan komunikasi yang efektif menjelaskan manfaat dan akibat dari tindakan yang diberikan dengan bahasa sederhana dan sopan menjadi semakin menguat.
Komunikasi Efektif adalah kunci Layanan Kesehatan Berkualitas
Dalam seminar tersebut, dr. H. Amjad, M.Kes selaku moderator memandu kegiatan seminar kesehatan dengan narasumber yang berasal dari dua Kabupaten yang berbeda namun ahli dalam bidang komunikasi. Narasumber pertama Hariaty Burhan, SKM ( Dinkes Sulawesi Barat) menuturkan, dalam setiap interaksi manusia, komunikasi memegang peran sentral dalam memfasilitasi pertukaran informasi, pemahaman, dan hubungan antar individu. Komunikasi yang efektif merupakan kunci kesuksesan dalam berbagai bidang kehidupan, baik dalam lingkungan pribadi maupun profesional.
Dalam dunia komunikasi, konsep 3V Komunikasi memainkan peran penting sebagai panduan untuk mencapai komunikasi yang efektif dan meyakinkan, 3V Komunikasi adalah konsep yang menggambarkan tiga elemen penting yang perlu dipertimbangkan dalam setiap bentuk komunikasi: Verbal, Visual, dan Vokal, lanjut Mariaty.
Rima Kusumah Dewi, S.ST, M.Keb, M.I.Kom (RSUD Daya Kota Makassar), menekankan “REACH” Respect, Empathy, Audible, Clarity, dan Humble (Hormat, Empati, Dapat Didengar, Jelas, dan Rendah Hati) yang merupakan lima prinsip untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk memastikan bahwa pesan tersampaikan dengan baik dan dipahami oleh penerima, sehingga komunikasi berjalan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Respect (Menghormati): Menunjukkan rasa hormat dan menghargai lawan bicara akan menciptakan komunikasi yang lebih efektif.
Empathy (Empati): Memposisikan diri pada posisi orang lain, mendengarkan dengan tulus untuk memahami perasaan dan sudut pandang mereka.
Audible (Dapat Didengar): Pesan yang disampaikan harus mudah didengar dan dimengerti. Hindari penyampaian yang bertele-tele dan gunakan bahasa yang jelas.
Clarity (Jelas): Pastikan pesan disampaikan secara jelas dan transparan untuk menghindari kesalahpahaman atau interpretasi yang beragam.
Humble (Rendah Hati): Sikap rendah hati penting dalam berkomunikasi. Ini dapat diwujudkan dengan mengakui kesalahan jika terjadi dan tidak merasa paling benar.
Diakhir seminar Hj. Nurekawati, S.Si, Apt selaku ketua peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke- 61 tingkat Kabupaten Majene menuturkan Komunikasi yang efektif antara nakes dan masyarakat, merupakan fondasi penting dalam pelayanan kesehatan publik.
Dalam konteks Indonesia yang beragam, pendekatan komunikasi empatik yang memperhatikan nilai-nilai budaya dan agama menjadi krusial.
Secara umum, tandas Kadis Kesehatan, pelayanan kesehatan bukan sekadar soal penanganan klinis, tetapi juga tentang membangun hubungan kepercayaan melalui komunikasi yang manusiawi, terbuka, dan saling menghargai. Untuk itu, nakes perlu terus mengembangkan keterampilan komunikasi agar dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. (Ptr/rls)
