Mamuju, mandarnews.com – Tokoh-tokoh pembentukan Sulawesi Barat berkumpul pada malam hari jadi ke-19. Pertemuan itu berlansung di Rumah Jabatan Wakil Ketua DPRD Sulawesi Barat Abdul Rahim, Kamis (21/09/2023).
Menurut Basri Hasanuddin, kehadiran para pejuang Sulawesi Barat itu untuk merefleksikan hari jadi Sulawesi Barat. Terutama berbagi cerita dan cita-cita Untuk kemajuan masa mendatang.
“Para pelaku sejarah pembentukan Sulbar bertukar pikiran apa yang perlu kita lakukan kedepan untuk kemajuan Sulawesi Barat,” kata Prof Basri.
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Indonesia era Presiden Gus Dur ini mengatakan, pembangunan Sulawesi Barat memerlukan tekad sehingga bisa mencapai tujuan yang telah dicita-citakan.
“Sekarang ini lain dengan tahap perjuangan dulu, sekarang jembatan yang sudah hadir dan apa yang ada dibalik jembatan itu,” kata Basri Hasanuddin.
Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris, secara khusus hadir dalam pertemuan itu. Menurutnya masukan dari para pejuang itu akan membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan kedepan.
“Kita bersyukur para pejuang yang masih ada menyempatkan hadir untuk merefleksikan 19 tahun Sulawesi Barat. Bagi kita generasi penerus tentu perlu memaknai semangat pembentukan Provinsi ini,” ujar Idris.
Kata Idris pertemuan yang hampir digelar tian tahun ini merupakan hal penting untuk mengedukasi genetasi pelanjut tentang pembentukan Sulawesi Barat.
“Akhirnya setelah bercerita sejarah pembentukan Sulbar ini yang dulu kurang memahami kini mulai mengetahui,” kata Idris.
Sementara Wakil Ketua DPRD Sulawesi Barat menyebut, ada kurang lebih 100 orang tokoh pembentukan Sulawesi Barat yang hadir dalam agenda itu. Mereka hadir secara khusus dari berbagai wilayah.
“Kita ingin agar para pejuang ini tidak sekedar ikut paripurna saja, tetapi kita perlu mendengarkan pikiran-pikiran mereka. Terutama bagaimana merefleksi Sulawesi Barat hari ini,” ungkap Rahim.
Berikut tokoh penggagas pembentukan Sulawesi Barat yang sempat kami catat yakni, Anwar Adnan Saleh, Ibnu Munsir, Prof Basri Hasanuddin, Ali Baal Masdar, Arif Jamaluddin, Naharuddin, Rahmat Hasanudin, Mujirin M Yamin, Sabri Maulana, Sudarman Amin dan Muhammad Idris.