Talk show peringatan Hari Anti Perdagangan Orang Sedunia. Sumber foto: kemenpppa.go.id
Jakarta – Hari terakhir rangkaian kegiatan kampanye publik dalam rangka memeringati Hari Anti Perdagangan Orang Sedunia diselenggarakan di Car Free Day Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (4/8/2019).
Diawali dengan zumba bersama kemudian dilanjutkan dengan Power Talk bersama dengan perwakilan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Solidaritas Perempuan, dan International Organization for Migration (IOM).
Pada kesempatan tersebut, Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dari Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), Destri Handayani menyampaikan, TPPO merupakan permasalahan kompleks yang tengah dihadapi.
“Dewasa ini, modus TPPO semakin berkembang pesat. Tidak lagi soal tawaran bekerja keluar negeri, akan tetapi juga tipu daya agar korban bersedia menjadi pengantin pesanan, menerima pekerjaan di industri hiburan dan jasa, bahkan iming-iming pendidikan yang lebih baik, seperti pertukaran pelajar antar negara,” sebut Destri.
Untuk itu, terangnya, penting mengambil upaya menumbuhkan pemahaman dan membangun kesadaran untuk bergerak bersama memerangi kejahatan ini.
“Sinergi seluruh elemen, mulai dari pemerintah, aparat penegak hukum, kementerian/lembaga, LSM, kekuatan sosial media, tokoh masyarakat, terutama kelompok muda influencer memiliki peranan penting guna mendukung suksesnya upaya penyebarluasan informasi ini secara besar-besaran,” imbuh Destri.
Melalui rangkaian kegiatan ini, sambung Destri, masyarakat perkotaan dapat menyadari potensi dan bahaya TPPO di sekitarnya dan diharapkan dapat berkontribusi untuk mencegah agar kejahatan ini tidak terjadi pada dirinya, keluarga, dan lingkungannya.
Sementara itu, Ketua Solidaritas Perempuan, Dinda Nuuranisa Yura menuturkan, banyak cara yang dapat dilakukan untuk menunjukan kepedulian terhadap tindak pidana perdagangan orang.