Rapat bersama antara Banggar DPRD dan TAPD, Jumat (29/10) di ruang sidang DPRD Majene.
Majene, mandarnews.com – Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Majene memaparkan ringkasan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2022 di hadapan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Majene, Jumat (29/10) di ruang sidang DPRD Majene.
Sekretaris TAPD Majene Kasman Kabil memaparkan, dalam Rancangan APBD (RAPBD) 2022 total pendapatan daerah sebanyak Rp773.798.100.094,-, namun setelah menerima alokasi dana transfer dari pusat menjadi Rp759.262.158.094,-Â atau turun sebanyak Rp14.535.942.000,-.
“Bisa kita bayangkan bahwa APBD kita dua tahun terakhir yakni 2019 sudah mencapai Rp998 milyar. Namun, di RAPBD 2022 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) itu turun dan berada di angka Rp759 milyar,” jelas Kasman.
Ia berharap, sektor pendapatan asli daerah dapat mengimbangi penurunan dana transfer ke depannya.
“Kurangnya pendapatan secara total pasti akan berdampak pada defisit APBD nantinya mengingat total belanja dalam RAPBD 2022 sebanyak Rp773.298.100.094,-,” ujar Kasman.
Sehingga solusinya, lanjutnya, adalah mengurangi belanja agar pendapatan dapat mengimbangi total belanja yang ada.
“Ini yang mau kita carikan solusi bersama dengan Banggar DPRD Majene agar dapat mengurangi defisit, tapi tetap memaksimalkan belanja sesuai target-target pembangunan yang sudah disepakati, baik melalui RPJMD atau lainnya,” tandas Kasman.
Sementara anggota Banggar DPRD Majene Muh. Yahya menyampaikan agar TAPD memberikan penjelasan terkait adanya pengurangan dan transferan dari pusat.
“Ini perlu dipertegas, apa ada sesuatu hal yang kita tidak bisa penuhi atau ada kaitan dengan jalur lobi,” ungkap Yahya.
Ia juga menegaskan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) memberi informasi yang jelas dan terbuka terkait partisipating interest (PI) atas eksplorasi Blok Sebuku atau Pulau Lereklerekan.
(Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia