Kadisdikpora Majene Ir. Iskandar saat mengikuti rapat secara daring, Kamis (15/4).
Majene, mandarnews.com – Tiga program dijalankan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Majene untuk menunjang proses penyelenggaraan pendidikan di tengah pandemi Covid-19.
Tiga program itu, menurut Kepala Disdikpora Majene Ir. Iskandar adalah pembentukan guru penggerak, sekolah penggerak, serta organisasi penggerak.
“Semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan ikut terlibat. Titik berat dari semua itu adalah untuk memaksimalkan proses pembelajaran saat penyelenggaraan di tengah pandemi Covid-19,” jelas Iskandar saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Iskandar menyampaikan, guru penggerak adalah program kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang meliputi pelatihan dalam jaringan (daring), konferensi, lokakarya, dan pendampingan selama beberapa bulan.
“Guru diberikan kompetensi untuk memaksimalkan juga pembelajaran. Digali kemampuan masing-masing guru serta pihak sekolah dan saat ini masih sementara berjalan,” ucap Iskandar.
Sementara untuk sekolah penggerak, lanjutnya, digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Februari 2021 lalu melalui rapat di Makassar dengan menggali potensi sekolah yang ada di daerah.
“Biasanya penetapan sekolah penggerak langsung ditetapkan dari pusat. Tapi ini tidak, melainkan penentuan sekolah penggerak ditentukan dengan kemampuan daerah, seperti respon pemerintah kabupaten untuk serius menyelenggarakan pendidikan,” tambah Iskandar.
Untuk organisasi penggerak, ujar Iskandar, adalah organisasi mitra Kementerian Pendidikan yang ikut membantu dalam proses pembelajaran saat penyelenggaraan pendidikan di tengah pandemi Covid-19 dengan menurunkan sumber daya manusia selain tenaga pendidik dari tenaga kependidikan, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
“Diharapkan dengan adanya tiga program ini dapat membantu menunjang proses penyelenggaraan pendidikan di tengah pandemi Covid-19 sehingga semua berjalan lancar. Sementara untuk sekolah penggerak dapat menjadi replikasi bagi sekolah lain,” tutup Ir. Iskandar. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia