
Pelaksanaan program “Optimalisasi Potensi Lokal untuk Kesehatan, Ekonomi, dan Lingkungan Berkelanjutan.”
Majene, mandarnews.com – Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) kembali meneguhkan komitmennya sebagai perguruan tinggi yang dekat dengan masyarakat melalui program Pengabdian kepada Masyarakat Skim Kemitraan. Kali ini, Desa Adolang di Kabupaten Majene menjadi lokasi strategis pelaksanaan program yang mengusung tema besar “Optimalisasi Potensi Lokal untuk Kesehatan, Ekonomi, dan Lingkungan Berkelanjutan.”
Fokus utama kegiatan ini adalah memanfaatkan potensi pisang lokal khas Sulawesi Barat, yakni loka pere, yang selama ini belum tergarap maksimal. Dari limbah pelapah hingga buahnya, tim pengabdian Unsulbar berupaya melakukan inovasi produk bernilai tambah yang tidak hanya menopang ekonomi desa, tetapi juga memberi solusi bagi isu kesehatan dan lingkungan.
Kripik Fortifikasi Kelor: Pangan Fungsional Anti Stunting
Salah satu inovasi yang mendapat perhatian besar adalah pembuatan kripik fortifikasi kelor dari pelapah pisang loka pere. Ide ini muncul dari keresahan akademisi Unsulbar terhadap tingginya angka stunting di Sulawesi Barat, yang menurut data Dinas Kesehatan masih berada di atas rata-rata nasional.
Pelapah pisang diolah menjadi bahan dasar kripik, lalu difortifikasi dengan serbuk kelor yang kaya nutrisi. Kandungan protein, vitamin, dan mineral pada kelor diyakini mampu menjadi tambahan gizi penting bagi anak-anak, sementara pelapah pisang loka pare mengandung nutrisi dan kalium yang tinggi.
“Produk ini bukan sekadar makanan ringan, tetapi pangan fungsional yang ditujukan sebagai solusi lokal atas masalah gizi. Dengan biaya produksi yang rendah dan bahan baku yang tersedia melimpah, kripik fortifikasi kelor berpotensi menjadi alternatif pencegahan stunting” ujar Mufti Hatur Rahmah Dosen Universitas Sulawesi Barat.
Masyarakat desa, khususnya ibu-ibu rumah tangga, dilibatkan langsung dalam proses pelatihan mulai dari pengolahan bahan, teknik fortifikasi, hingga pengemasan produk. Selain memperluas pengetahuan gizi, keterampilan ini juga membuka peluang usaha baru.
Eco Packaging dari Serat Loka Pere: Dorong Ekonomi Sirkular
Inovasi berikutnya adalah pemanfaatan serat pelapah pisang sebagai bahan baku eco packaging. Langkah ini sekaligus menjadi jawaban atas dua persoalan besar: tingginya timbunan sampah plastik dan kurangnya pemanfaatan limbah pertanian di pedesaan.
Melalui pendampingan intensif, kelompok masyarakat tani wanita Bura Asso diberdayakan untuk memproduksi kemasan ramah lingkungan berbasis serat loka pere. Produk kemasan ini nantinya dapat digunakan untuk makanan, kerajinan, maupun produk UMKM lokal.
“Dengan pelatihan ini, masyarakat tidak hanya diajarkan keterampilan teknis, tetapi juga dikenalkan pada konsep ekonomi sirkular. Limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna kini berubah menjadi sumber penghasilan,” kata Muftih Hatur Rahmah.
Inovasi eco packaging ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat. Terlebih limbah pelapa loka pare yang padat dan memiliki ciri khas yang berbeda dengan jenis pisang lainya, berpotensi dijadikan sebagai bahan baku pembuatan kertas untuk dikembangkan menjadi beberapa produk eco pacgaking lainnya yang lebih ramah lingkungan.
Diversifikasi Olahan Buah: Tingkatkan Nilai Ekonomi Loka Pere
Selain fokus pada pelapah, Tim pengabdian kepada masyarakat Unsulbar juga mengembangkan program diversifikasi olahan buah loka pere. Selama ini, pisang lokal hanya dijual dalam bentuk segar dengan harga yang relatif rendah.
Melalui pelatihan, masyarakat diajarkan membuat beragam produk turunan dan makanan oleh-oleh khas suku Mandar seperti dodol, serta sambusa’ yang bisa berpotensi dipasarkan lebih luas. Diversifikasi ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan desa sekaligus meningkatkan pendapatan petani.
Dalam kesempatan yang sama, kepala desa Adolang Hanapi menyampaikan apresiasi tinggi kepada Unsulbar atas pelaksanaan program pengabdian kemitraan ini. Menurutnya, kegiatan tersebut membawa manfaat nyata bagi masyarakat yang selama ini belum sepenuhnya menyadari potensi besar dari loka pere.
“Atas nama pemerintah desa dan seluruh warga Adolang, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Unsulbar. Program ini bukan hanya memberikan ilmu dan keterampilan, tetapi juga membuka jalan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Harapan kami, pendampingan ini terus berlanjut sehingga usaha-usaha yang dirintis warga bisa tumbuh berkelanjutan,” ujar Hanapi. (Ptr/rls)