Majene, mandarnews.com – Universitas Pejuang Republik Indonesia ( UPRI ) Makassar mengambil inisiatif dalam merespon rekomendasi pertemuan di Bali melalui 2 (Dua) kegiatan yaitu Pelantikan Ketua Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara UPRI Makassar dan Dialog Kebangsaaan dengan tema “Dengan Semangat Kepahlawanan Kita Bangun Jiwa Nasionalisme Pemuda Dalam Menangkal Hoax” yang bekerjasama dengan RRI yang di bingkai dalam kegiatan Goes to Campus.
Pelantikan Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara Universitas Pejuang RI Makasssar akan menjadi wadah pembudayaan nilai-nilai pancasila kepada seluruh civitas akademika dan media internalisasi sikap kerelawanan dan kekokohan dalam mempertahankn NKRI. Pada kegiatan Dialog Kebangsaan yang dipandu langsung oleh TIM RRI pada tanggal 08 Nopember 2017 pukul 09.00 WITA yang bertempat di Aula Fakultas Teknik UPRI Makassar. Tiga Narasumber diantaranya DR. Hj. Andi Niniek Fariati Lantara, SE, MS, Dr. Arlin Adam, SKM, M. Si dan Andi Fadli, S. Sos, M. Si.
Hj. Andi Niniek Fariati Lantara, SE, MS yang merupakan Rektor UPRI Makassar menyatakan, “Kepeloporan pemuda dalam membangun bangsa ini harus bisa tampil dan memiliki semangat untuk membangun bangsa, pemuda atau mahasiswa adalah pemilik sekaligus pelaku pembangunan masa sekarang untuk masa depan bangsa sehingga jangan muda menerima informasi yang segampang itu apalagi informasi yang mengandung unsur perpecahan.”
Sementara Dr. Arlin Adam, SKM, M. Si yang juga merupakan narasumber pada kegiatan Dialog Kebangsaan sekaligus Dekan FKM Universitas Pejuang RI Makassar di depan para peserta dialog kebangsaaan menyatakan, “Penyebaran berita bohong atau sering disebut hoax kini tengah menjadi persoalan yang cukup serius di Indonesia, ideologi pragmatisme para pemuda khususnya mahasiswa yang sangat muda menerima berita atau informasi-informasi yang sifatnya hoax karena sulit dibedakan yang mana berita benar dan yang mana berita bohong.”
Sedangkan Andi Fadli, S. Sos, M.Si menyatakan, “Hoax menjadi salah satu pemicu fenomena putusnya pertemanan, gesekan, dan permusuhan sehingga harus diperangi oleh generasi muda. Informasi yang bersifat hoax menyebar dengan cepat baik melalui saluran media sosial maupun grup di aplikasi chatting, misalnya WhatsApp, BlackBerry Messenger, dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, sambung Andi Fadli, kita harus pintar memilah dan memilih apalagi pemuda intelektual sebagai mahasiswa, media sosial beda dengan media mainstream sehingga, kenali setiap link yang beredar dan jangan gampang percaya.(rizaldy/andi alim)