Kabid P2P Dinkes Majene, Nasfah Rahim.
Majene, mandarnews.com – Program vaksinasi sebagai upaya pencegahan Covid-19 terus digalakkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) sendiri, pemberian vaksin terus digenjot. Salah satunya pemberian vaksin Moderna yang digadang-gadang sebagai vaksin booster untuk tenaga kesehatan (nakes).
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Majene Nasfah Rahim, dengan penyuntikan vaksin Moderna ke dalam tubuh maka dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
“Vaksin ini boleh dibilang dosis ketiga bagi tenaga kesehatan, Moderna diberikan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari penularan virus,” jelas Nasfah, Rabu (25/8) di ruang kerjanya.
Meski dikatakan sebagai vaksin booster, namun kata Nasfah, tak sedikit nakes yang takut atau khawatir terhadap vaksin Moderna ini.
“Perlu dipahami hampir sebagian besar pemberian vaksin Moderna bergejala, seperti demam, nyeri, meriang, dan bengkak. Sebagai manusia biasa maka wajar ada ketakutan atau kekhawatiran bagi nakes untuk melakukan vaksinasi, apalagi masyarakat umum,” tandas Nasfah.
Ia menyebutkan, vaksin Moderna bisa dibilang memang lain daripada vaksin lainnya seperti vaksin Astrazeneca atau Sinovac.
Vaksin Moderna, lanjutnya, umumnya menimbulkan reaksi yang berat dibanding vaksin lainnya. Bahkan, vaksin dari Amerika Serikat ini perlu mendapatkan perlakuan khusus dibanding vaksin sebelumnya.
“Memang beda dari yang lain. Selain karena langsung menimbulkan reaksi, vaksin ini juga perlu perlakuan khusus. Bayangkan vaksin ini tidak bisa goyang sedikit, kapan goyang maka vaksin langsung rusak. Vaksin ini juga saat digunakan tidak bisa dikocok, sementara vaksin lainnya dikocok,” ujar Nasfah.
Ia pun meminta kepada nakes di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) agar mengatur dengan baik pemberian vaksin Moderna terhadap nakes yang ada.
“Kami minta agar nakes mengatur dengan baik pemberian vaksinnya karena kasihan jika pemberian vaksin Moderna terhadap nakes serentak dan langsung bereaksi kan pelayanan bisa jadi terhenti. Sehingga diharapkan agar pemberian vaksin betul-betul diatur dengan baik,” sebut Nasfah.
Ia juga meminta kepada nakes yang hendak divaksin agar malam sebelum divaksin melakukan istirahat yang cukup dan sesudah vaksin tidak melakukan aktivitas berat.
Meski demikian, pihaknya akan terus menggenjot pemberian vaksin Moderna terhadap nakes hingga 100 persen. Bahkan, berencana bulan depan pemberian vaksin Moderna terhadap masyarakat umum sudah buka.
Ia menyebutkan, pemberian vaksin Moderna terhadap nakes per Rabu (25/8) sudah mencapai 249 orang. Salah satu kendala yang dihadapi selain mengatur jadwal pemberian vaksin agar nakes tetap dapat melayani pelayanan adalah karena adanya kekhawatiran nakes melakukan vaksin booster.
“Apalagi banyak nakes yang belum divaksin melihat reaksi yang dirasa oleh nakes yang telah divaksin Moderna, tapi tetap itu hal wajar karena reaksi vaksin,” ucap Nasfah.
Sementara NA, nakes di salah satu Puskesmas di Majene yang telah divaksin Moderna mengaku mengalami reaksi setelah divaksin.
Reaksi yang dialami adalah sakitnya lengan yang disuntik, apalagi saat digerakkan dan diangkat, demam, hingga meriang.
“Reaksi Moderna lebih terasa dibanding Sinovac,” tutur NA.
Menurutnya, seusai diberikan vaksin Moderna dan merasakan gejala atau reaksi, ia pun mengonsumsi vitamin dan Paracetamol.
“Alhamdulillah, selama meriang dan demam bahkan biasa bangun tengah malam karena itu saya konsumsi PC dan vitamin. Setelah tiga hari itu semua sudah aman dan membaik,” tukas NA.
Meski demikian, reaksi dari tubuh usai divaksin lagi-lagi tergantung imunitas tubuh.
“Tergantung dari diri masing-masing karena kemarin ada yang tidak sampai demam tapi ada juga yang mual. Jadi semua itu gejala vaksin pada umumnya saat melakukan vaksinasi, setelah itu semua kembali aman dan normal,” tutup NA. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia