MAMUJU, mandarnews.com – Wakil Gubernur Sulawesi Barat , Hj. Enny Anggraeny Anwar menghadiri sekaligus membuka secara resmi festival inklusif 2020 di Maleo Town Square Mamuju, Sabtu 15 Februari 2020.
Wagub Sulbar Enny Anggraeny Anwar pada kesempatan itu mengatakan bahwa , untuk mengubah stigma masyarakat terkait para kaum difabel dan para eks lembaga pemasyarakatan memang sangat diperlukan kegiatan-kegiatan seperti ini .
Hal tersebut untuk membuka kembali wawasan masyarakat para akademisi yang lainnya bahwa para penyandang difabel dan eks lembaga pemasyarakatan juga dapat berprestasi dan sukses dalam berbagai bidang.
“Festival inklusif ini merupakan festival untuk membangun kesadaran tentang kesetaraan setiap orang, baik itu narapidana, difabel maupun masyarakat pada umumnya. Diperlukan pendekatan untuk membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang semakin terbuka mengajak masuk dan mengikutsertakan semua orang dengan berbagai perbedaan latar belakang karakteristik maupun situasi kondisi etnik budaya dan lainnya,” kata Enny .
Pada bagian lain Wagub Sulbar menandaskan bahwa, pada era modern ini, dengan kecanggihan dunia teknologi segala informasi dan pengetahuan dapat diperoleh dengan mudah oleh semua golongan, tidak terkecuali para kaum difabel bahkan dalam lembaga permasyarakatan pun, para kaum binaan dapat memperoleh informasi yang dapat berguna pada saat mereka telah keluar dari lembaga tersebut.
“Dengan adanya berbagai akses kemudahan untuk memperoleh pengetahuan maka kaum difabel maupun para eks lembaga pemasyarakatan serta masyarakat binaan lembaga permasyarakatan, dapat bersaing untuk menonjolkan kemampuan diri mereka bahkan beberapa dari mereka ada yang bisa mengharumkan nama Indonesia di luar negeri.” Tutur Enny
Khusus untuk kaum difabel sudah ada kegiatan ataupun olimpiade paratletik untuk para atlet difabel itu berarti para kaum difabel atau eks masyarakat lembaga pemasyarakatan dan tidak bisa dipandang sebelah mata lagi.
Ia pun berharap, melalui kegiatan tersebut, tidak hanya kali ini saja dilaksanakan akan tetapi dilakukan secara continue, semoga para kaum milenial dapat menjadi motor untuk mengubah stigma masyarakat terkait kaum difabel dan eks lembaga pemasyarakatan melalui berbagai media yang dapat mengubah stigma tersebut. (sugiarto/adv)