MAMASA, mandarnews.com – Sanggar Seni Waisapalelean salah satu grup musik tradisional yang tampil di Festival Band Jingle Pemilu 2019 yang diselenggarakan KPU Kabupaten Mamasa.
Sanggar ini dibentuk oleh Aditia Riccy Aluikarena, sejak tahun 2003. Ia terinspirasi dari orangtuanya yang merupakan salah satu seniman yang menggeluti musik bambu (Pompang dan Suling).
Aditia mengaku kesulitan merekrut personil. Kebanyakan pemuda-pemudi lebih suka dengan musik modern.
Karena itu, Aditia ingin memadukan musik modern dan tradisional sehingga pemuda-pemudi tidak melupakan budaya Mamasa yakni musik bambu.
“Waisapalelean terinspirasi dari filosopi air (wai) yang mengairi seluruh umat manusia di dunia,” jelas Aditia.
Sanggar seni Waisapalelean terbagi menjadi 4 kelompok seni yakni seni musik bambu, tarian, teater, dan katto-katto tulali bonde. Katto-katto tulali bonde adalah jenis musik tradisional yang digunakan orang tua dahulu kala yang untuk mengusir burung pipit yang menghinggapi padi yang menguning.
Dari empat kelompok seni itu, Sanggar Seni Waisapalelean memilij personil sebanyak 60 orang. Namun yang hadir dalam festival hanya personil musik bambu. Lagu yang ditampilkan melalui musik bambu yakni Jingle Pemilu, Gandang Dewata dan Benar-Benar Sayang (lagu dari Wali Band).
Pihaknya mengapresiasi festival yang digelar oleh KPU. Menurutnya sangat positif bagi generasi muda. Karena pemuda bisa menyalurkan bakat dan sekaligus sebagai ajang mengajar pemilih pemula untuk berpartisipasi dalam pemilu mendatang.
Baca juga : https://mandarnews.com/2019/02/23/tingkatkan-partisipasi-pemilih/
Aditia berharap, festival-festival serupa dapat diadakan pemerintah daerah agar bisa memberikan sentuhan-sentuhan bagi sanggar seni di Kabupaten Mamasa baik dukungan moril maupun fisik.
Feri, warga Mamasa yang hadir di Festival tersebut mengapresiasi penampilan sanggar seni waisapalelean. Ia juga bangga karena sampai saat ini seni musik bambu masih dilestarikan dan semoga seni musik bambu selalu dibudidayakan.
Feri mengatakan, musik bambu adalah identitas Kab. Mamasa dan sebagai pemuda-pemudi Mamasa mesti menjaga kelestarian musik bambu. Feri meminta agar pemuda-pemudi Mamasa jangan malu dengan musik tradisional.(MG-2)