Karena keterbatasan ekonomi, sejumlah warga di Lingkungan Banua Selatan Kelurahan Malunda Kecamatan Malunda, Majene Sulawesi Barat tidak mampu membuat jamban. Mereka terpaksa membuang tinja di sembarang tempat di sekitar tempat tinggal mereka.
Lebih ironis, ironis karena tempat yang menjadi sasaran pembuangan itu adalah bukan tanah mereka melainkan kebun milik orang lain. Sehingga kerap muncul percekcokan ketika mendapat teguran dari si pemilik kebun.
"Terkadang kami dimarahi yang punya tanah oleh karena perbuatan membuang kotoran manusia di kebun mereka. Tapi mau diapa lagi karena tidak ada pilihan lain yang bisaditempuh sebab tidak ada MCK (mandi cuci kakus disekitaran kami," ungkap Adi, warga Banua Selatan kepada media ini kemarin.
Bukan tak ingin membuat MCK, tapi menurut Adi, tak ada kemampuan melaksakan keinginan itu karena keterbatasan ekonomi.
"Seandainya kami punya biaya untuk membuat sarana MCK ini, tidak akan terus-terusan begini. Tapi biaya makan sehari-hari saja harus banting tulang untuk menafkahi keluarga," katanya.
Ratusan penduduk di Lingkungan Banua Selatan ini harus membuang tinja. Mereka yang tidak memiliki jamban terpaksa membaung hajatnya itu di sembarang tempat. Mereka mengaku hanya menggunakan selembar daun diatas tinja ketika akan ditinggalkan.
"Tiap hari kami dan keluarga harus pergi buang air besar (BAB) meskipun daun-daun disekitar kami menjadi penutup ketika buang kotoran," aku Sumardi, juga warga Banua Selatan.
Pelaku BAB di sembarang tempat ini juga merasa tidak nyaman atas kondisi yang mereka alami. Tapi karena keterpaksaan mereka pasrahkan diri. Kendati begitu, mereka tetap berharap kepada pemerintah untuk didirikan MCK di lingkungan mereka, seperti yang sudah dilakukan di lingkungan lain.
Menurut Sumardi, seingatnya pernah masuk bantuan di lingkungan tempat tinggalnya itu berupa pembangunan sarana
MCK. (busriadi)