Rumah Husni di Desa Dayanginna yang belum terdata dalam pendataan rumah rusak.
Mamuju, mandarnews.com – Husni, salah seorang warga Kelurahan Dayanginna Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), mengeluhkan rumahnya tidak masuk dalam tahap pertama data rumah rusak akibat gempa tanggal 15 Januari lalu.
“Saya heran ini Pak, data yang keluar tidak ada nama saya. Bahkan di Kelurahan Dayanginna hanya satu warga namanya keluar, sebagian besar warga pusing ini,” kata Husni saat dikonfirmasi via telepon, Kamis (25/02).
Husni sangat menyesalkan tindakan pemerintah daerah yang seakan mengabaikan penderitaan warga Kelurahan Dayanginna ditengah musibah gempa.
“Bantuan itu kami sangat harapkan, tapi kenapa pemerintah tidak memasukkan data kami. Bagaimana ceritanya ini,” ucap Husni.
Sementara itu, Lurah Dayanginna Lenny mengatakan, dirinya merasa bingung data rumah rusak yang ia serahkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulbar tidak ada yang masuk dalam tahap pertama.
“Semua data wargaku sekitar 300 lebih rumah rusak saya sudah serahkan BPBD provinsi, bahkan saya begadang menginput, tapi kenapa hanya satu orang bisa saya pastikan warga saya masuk dalam tahap pertama,” tutur Lenny.
Ia menyampaikan, data yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Mamuju untuk tahap pertama berjumlah 35 orang untuk wilayah Dayanginna tapi sebagian besar bukan warga Dayanginna.
“Persoalan ini saya sudah sampaikan kepada pihak terkait, seperti BPBD dan Perkim tapi tidak ada bisa menjelaskan kenapa bisa data tesebut tidak sesuai, bahkan saya sempat marah-marah, malah mereka meminta saya untuk memasukkan data ke tahap kedua,” ujar Lenny.
Saat ini, Lenny berupaya untuk memasukkan data warganya ke pendataan tahap kedua.
“Harapan kami sisa pendataan tahap kedua ini. Semoga data itu tidak berubah lagi,” tutup Lenny.
Reporter: Sugiarto
Editor: Ilma Amelia