Warga Desa Tallambalao melintasi jembatan darurat yang telah dibuat oleh warga, Sabtu (6/11) sekitar pukul 06:00 pagi.
Majene, mandarnews.com – Warga Desa Tallambalao, Kecamatan Tammerodo Sendana, Kabupaten Majene beramai-ramai membuat jembatan darurat usai jembatan penghubung dusun yang ada di desa tersebut putus akibat terkikis oleh aliran sungai saat hujan deras kemarin, Jumat (5/11).
Warga setempat membuat jembatan darurat dari bahan batang pohon kelapa dengan pengikat antara batang satu dan lainnya menggunakan rantai motor yang dipaku.
Arwan selaku aparat Desa Tallambalao menyampaikan, dilakukannya pembuatan jembatan darurat atas dasar inisiatif oleh warga.
“Hal itu dilakukan agar aktivitas sosial masyarakat tidak terlalu pincang,” ujar Arwan, Sabtu (6/11).
Ia menjelaskan, kemarin (Jumat, 5/11) terjadi hujan deras yang dimulai sesudah salat Jumat kira-kira pukul 13:00 hingga menjelang pukul 15:00 Wita hingga menyebabkan air sungai meluap.
“Meluapnya air sungai juga menyebabkan jembatan terkikis oleh aliran sungai yang cukup deras sehingga membuat jembatan terputus karena pondasi jembatan amblas,” kata Arwan.
Ia menyebutkan, saat air sungai meluap sebagian rumah di Desa Tallambalao juga terendam seperti di dusun Pangaleroang dan Batusambua. Bahkan, jalan porosnya kemarin layaknya sungai.
“Sebelumnya jembatan penghubung ini telah terkikis namun tidak terlalu parah, tetapi usai air sungai meluap kemarin pengikisan makin parah hingga membuat jembatan terputus,” tukas Arwan.
Ia menyampaikan, dalam sepuluh tahun terakhir belum pernah terjadi hal seperti itu. Sekitar tahun 2007 atau 2008 peristiwa seperti ini pernah terjadi tapi tidak separah sekarang.
Warga setempat berharap, agar pemerintah bisa mempercepat penanganannya agar situasi jalan yang ada di Desa Tallambalao bisa kembali normal dan aman mengingat kondisi jembatan saat ini sudah miring dan sangat berbahaya jika terus-terusan harus dilalui warga.
Adanya kejadian tersebut sangat berdampak pada masyarakat karena jembatan penghubung antara dusun Pangaleroang dan Dusun Padangan merupakan akses utama.
Hal ini bisa memutus mata pencaharian karena jembatan adalah akses utama warga menuju ke kebun.
“Selain itu bisa menyebabkan para anak sekolah susah melalui karena cukup berbahaya dan terakhir mungkin bisa memengaruhi dari aspek perekonomian warga mengingat akses inilah menjadi akses utama warga untuk penyaluran hasil bumi masyarakat,” ucap Arwan.
Meskipun warga telah membuat jembatan darurat tentu saja jembatan ini sangat membahayakan mengingat jembatan ini tidak memiliki keamanan di sisi samping dan berbatasan langsung dengan sungai. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia