Warga Lingkungan Malunda Kelurahan Malunda Kecamatan Malunda, Majene, Sulawesi Barat dilanda kecemasan setelah mendapat informasi pembangunan rabat beton di wilayahnya. Mereka menolak pembangunan jalan konstruksi rabat beton.
Rabat beton yang ada selama ini di Kelurahan Malunda dinilai mubasir karena baru beberapa hari selesai tahap pekerjaan, tapi sudah mulai rusak.
Selain cepat rusak, rabat beton juga dianggap sebagai sumber penyakit karena mengeluarkan debu yang beterbangan mengotori lingkungan dan rumah-rumah warga.
Atas penilaian tersebut, warga Lingkungan Malunda lebih memilih konstruksi jalan aspal dan menolak rabat beton.
"Kami sangat menolak kalau ada rabat beton masuk di lingkungan kami, disamping cepat rusak , juga menimbulkan debu yang beterbangan di permukiman halaman rumah serta menjadi sumber penyakit buat warga," kata salah seorang warga Lingkungan Malunda kepada Mandar News, Jumat 5 Oktober. Sayangnya, dia keberatan namanya ditulis.
Menanggapi kecemesan warga, Lurah Malunda Syamsul Bahri mengatakan, harusnya pihak kontraktor dalam mengerjakan rabat beton harus sesuai dengan di RAB agar masyarakat juga tidak merasa dirugikan. Dengan tidak melenceng dari RAB, rabat beton tidak akan cepat rusak dan tidak akan menerbangkan debu.
"Terkadang juga masalah campuran yang kurang bagus sehingga jalan rabat beton ini cepat rusak dan berpotensi menimbulkan suatu penyakit," katanya.
Dia menambahkan, terkadang juga proyek yang masuk di Kelurahan Malunda tanpa sepengetahuan dengan pihak kelurahan. Pihak kontraktor baru ke kantor kelurahan setelah pekerjaan selesai untuk meminta tandatangan.
Syamsul Bahri menyampaikan kalau ada masuk proyek khususnya rabat beton di lingkungan masing-masing, masyarakat berhak melaporkan ke pihak yang berwenang. Dia mengatakan bahwa masyarakat berhak mengawasi langsung pengerjaannya karena masyarakat juga yang akan menikmatinya. (busriadi)