“Saya berpikiran mungkin jalan ini tidak akan pernah diperbaiki supaya terus dijadikan ajang kampanye oleh para politisi. Kami sudah memberikan nama jalan ini ‘Jalan Janji’,” sebutnya penuh emosi.
Ia menerangkan, jalan poros Salutambun sebenarnya pernah dikerjakan di beberapa titik rawan oleh Pemda Mamasa beberapa tahun lalu, namun tidak sampai setahun sudah mulai berlubang kembali.
“Saya duga hal tersebut terjadi karena pengerjaannya dikerjakan asal-asalan dan tidak sesuai dengan bestek. Kami sebenarnya masih berharap pemerintah dapat memerhatikan jalanan tersebut namun telah bosan dijanji makanya melakukan patungan,” ucapnya.
Merespons hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Mamasa, Ardiansyah membeberkan, pada intinya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tidak akan mencukupi untuk menyelesaikan persoalan jalan di Kabupaten Mamasa.
“Karena sampai akhir periode 2023, target RPJMD hanya bisa merampungkan sekitar 46% saja,” ungkap Ardiansyah.
Dari total 670 km jalan kabupaten, tambahnya, tentu membutuhkan proses sehingga memang sangat dibutuhkan sumbangsih dari semua pihak.
Sedangkan saat dikonfirmasi di Aula Matana II, Bupati Mamasa, Ramlan Badawi mengemukakan, pembangunan itu mestinya dilakukan secara bersama-sama lewat semangat gotong-royong.
“Hal yang dilakukan sudah cocok, masyarakat jangan hanya berharap dari atas saja tapi tetap mengutamakan kebersamaan dalam mengatasi sebuah persoalan,” tutup Ramlan, Senin (9/12/2019). (Hapri Nelpan)
Editor: Ilma Amelia