Saat puluhan warga Tande bersama-sama memindahkan rumah milik Zakir dan Dina yang terdampak tanah bergerak.
Majene, mandarnews.com – Puluhan warga Tande, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi bersama-sama memindahkan salah satu rumah milik warga yang terdampak tanah bergerak.
Pemindahan rumah milik Zakir dan Dina beberapa meter dari lokasi awal, dilakukan mengingat bencana alam tanah bergerak di Tande semakin parah, sehingga mengantisipasi sebelum adanya korban dan kerusakan rumah yang lebih parah.
Apalagi tanah bergerak di Tande sudah merusak ruang dapur, kolom rumah serta kamar mandi milik Zakir. Beruntung, sebagian besar rumah bermodelkan rumah panggung dan terbuat dari kayu sehingga tidak semuanya rusak.
Adapun budaya gotong royong warga setempat memindahkan rumah sengaja dilakukan setiap hari Jumat. Begitu juga saat mendongkrak rumah-rumah warga dengan menambah tiang penyangga rumah.
Hari Jumat dipilih, karena selain memang menjadi budaya turun temurun, juga dilakukan karena dipastikan banyak laki-laki akan berkumpul.
“Jadi sengaja kita lakukan setiap sudah salat Jumat, karena pasti akan banyak laki-laki yang berkumpul, sehingga sebelum ke rumah masing-masing itu dilakukan dulu gotongroyong memindahkan rumah,” ujar Darman, Jumat (2/12/22).
Darman warga setempat mengatakan pergerakan tanah atau tanah bergerak di Tande, utamanya yang berada di Lingkungan Limboro Barat, Kel. Tande, kian parah.
Menurutnya, sudah ada sekitar dua puluh rumah yang terdampak dari adanya tanah bergerak sehingga perlu direlokasi.
“Selain rumah warga, tanah bergerak juga berdampak pada jalan, masjid dan kantor kelurahan Tande. Bahkan untuk kantor kelurahan itu sudah mau roboh,” kata Darman.
Tidak hanya rumah dan fasilitas umum lainnya, kata Darman pergerakan tanah juga merusak perpipaan milik warga.
“Kerusakannya sekarang itu sudah sangat parah, yang tadinya lebar rongganya hanya sekitar beberapa sentimeter, namun kini sudah besar bahkan beberapa titik sudah sampai satu meter. Begitu juga ke dalamannya hingga tiga meter lebih,” pungkasnya.
Ia pun berharap, ada solusi yang terbaik yang bisa diberikan oleh Pemerintah dalam mengantisipasi adanya pergerakan tanah ini.
(Mutawakkir Saputra)