Warga Ulumanda Kabupaten Majene yang melancarkan aksi demo menuntut janji Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh telah bubar. Tapi aksi serupa bahkan lebih besar bisa saja terjadi lagi. Ini tergantung respon Gubernur Sulbar terhadap tuntutan warga.
Salah seorang koordinator aksi, Paharuddin mengatakan massa yang terdiri dari berbagai kalangan di Kecamatan Ulumanda mundur dari lokasi aksi untuk mempersiapkan aksi selanjutnya.
"Jadi bukan berarti aksi kami telah berakhir tapi mundur untuk mempersiapkan diri dengan lebih matang. Kami akan turun kembali dengan massa yang lebih besar. Tapi ini tergantung respon Gubernur," ungkap Paharuddin alumnus Unismuh Makassar ini kepada Mandar News, Rabu 31 Desember. Menurut dia, dalam tempo 3 x 24 jam Gubernur Sulbar tidak datang ke Ulumanda maka aksi dengan instensitas yang lebih besar akan digelar. Saat ini, katanya, tengah berlangsung rapat-rapat internal membahas rencana aksi.
"Kami sudah menyurat yang isinya meminta Gubernur Sulbar agar datang menemui kami dalam tempo 3 x 24 jam terhitung dari Selasa 30 Oktober. Jika tidak mau datang maka aksi kembali akan dilancarkan, bisa saja kembali menutup jalan atau datang ke kantor Gubernur atau melancarkan mosi tidak percaya kepada pemerintah provinsi," tutur Paharuddin.
Pembangunan jalan poros Salutambung (Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene) – Aralle (Kecamatan Mambi Kabupaten Mamasa) dengan panjang 62 kilometer dianggap mendesak. Ini karena menyangkut pertahanan hidup warga Ulumanda dan sekitarnya.
Kondisi sekarang, hasil kebun dan pertanian warga Ulumanda lebih banyak mubassir karena tidak dapat dijual ke kota Kecamatan Ulumanda akibat kondisi jalan rusak berat. Selain itu, hasil bumi juga lebih banyak dibawa ke Mambi Mamasa oleh warga Ulumanda yang berdomisili di perbatasan Mamasa juga karena kondisi jalan. Dampak lainnya akibat kondisi jalan warga transmigrasi Kolehalang Ulumanda pulang ke daerah asalnya.
"Bagaimana mungkin masyarakat Ulumanda bisa sejahtera kalau akses jalan tidak memadai. Jangankan sejahtera memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sangat susah karena harus menempuh jalan panjang dengan naik turun gunung berjalan kaki untuk berbelanja ke daerah pantai," ujar Paharuddin.
Aksi penutupan jalan oleh warga Ulumanda pada Ahad 28 Oktober mengakibatkan arus tranportasi jalur lintas barat (Jalinbar) Trans Sulawesi lumpuh karena tidak ada jalan alternatif dari Majene ke Mamuju (ibukota Sulbar). Bahkan pendemo menyandera mobil dinas Pemprov Sulbar dan dijadikan palang jalan. Namun aksi bubar setelah Bupati Majene H Kalma Katta mendatangi massa dan memberikan jaminan untuk mengkomunikasikan aspirasi warganya itu ke Gubernur Sulbar.
Tapi aksi ini kembali dapat terjadi jika Gubernur Sulbar tidak datang menemui warga Ulumanda dalam tempo 3 x 24 jam. Aksi bisa terjadi lebih besar karena sebagian besar warga di wilayah di kecamatan Ulumanda mnendukung perjuangan yang menentukan nasib mereka.
Rencana aksi susulan sudah tersebar ke berbagai penjuru kecamatan Ulumanda bahkan hingga ke Kecamatan Malunda. Salah seorang tokoh pemuda Kecamatan Malunda, Anwar Samal, mengaku mendukung aksi tetangganya namun berharap bukan dengan cara pengerahan massa.
"Kami mendukung perjuangan tetangga kami karena apa yang diperjuangkan juga menyangkut kebutuhan kami. Tapi saya harap aspirasi disampaikan dengan cara dialogis bukan dengan penutupan jalan karena bisa menimbulkan bentrok horisontal," katanya Anwar kepada Mandar News, Rabu 31 Oktober.
Dia mengaku akan terlibat dalam rapat internal membahas rencana aksi yang akan digelar besok, Kamis 1 November di rumah Tomakaka (pemangku adat) Ulumanda di Sulai Kecamatan Ulumanda.(busriadi)