Polewali
Mandar,-Pelaksanaan kegiatan
Panggung Ramadhan ke-5 tingkat Kecamatan Tinambung kembali digelar. Setelah
Panggung Ramadhan 4 tahun lalu sukses dilaksanakan di tiga tempat, yakni masing
– masing Mesjid Al Amin Tinggas – Tinggas, Mesjid Nurul Amin Kandemeng Desa
Batulaya, dan Mesjid Katitting Desa Tandung. Namun tahun ini Pondok Pengajian
Al-Amin Kelurahan Tinambung kembali dipercaya untuk yang ketiga kalinya
menggelar kegiatan tersebut.
Panggung
Ramadhan yang sudah menjadi agenda tahunan di Kecamatan Tinambung, dan sudah
lima tahun digelar tingkat Kecamatan Tinambung. Menurut Rusdi Madaras, Imam Mesjid
Al-Amin Tinggas – Tinggas, selaku penggagas kegiatan tersebut, katanya, kegiatan
Panggung Ramadhan ini dicetuskan sejak sebelas tahun yang lalu, yakni mulai tahun
2005 oleh para pengurus Pondok Pengajian Al-Amin. Upaya ini kita lakukan untuk
mengembalikan citra Tinambung lama sebagai kota santri dimasa kejayaan kerajaan
Balanipa silam.
Lanjut Rusdi , lewat kegiatan Panggung
Ramadhan ini diharapkan bisa menyuguhkan sejumlah pelajaran berharga yang bisa
kita serap. Paling tidak, melalui kegiatan tahunan setiap bulan Ramadhan ini
mampu mendidik dan membangkitkan kreatifitas para santri, serta lebih giat lagi
belajar membaca dan memahami kitab suci Al-Qur’an.
Panggung Ramadhan ini mendapat apresiasi positif dari pemerintah Kecamatan Tinambung, dan
sekarang sudah menjadi agenda tahunan bagi pengurus Remaja Mesjid se-Kecamatan
Tinambung.
Adapun jenis lomba yang dipertandingkan dalam Panggung
Ramadhan tersebut masing – masing: Tadarus Al-Qur’an, Hafalan Surat-Surat
Pendek, Adzan, Shalat Berjamaah, Kaligrafi, Cerdas Cermat, Lomba Lagu Shalawat.
Sedang lomba bagi anak-anak usia Taman Kanak-Kanak, diantaranya: Lomba Baca
Puisi, Lomba Mewarnai, Lomba Busana Muslimah, dan Lomba Karaoke lagu-lagu
Religi/Qasidah.
Muh.Kakis Zain, tokoh masyarakat Tinambung
yang juga orang tua santri, menyebutkan, “Saya mewakili masyarakat begitu sangat
mengapresiasi kegiatan ini. Sebab itu,
saya berharap ajang Panggung Ramadhan ini tidak hanya merupakan arena kompetisi
semata, yang hanya bisa melahirkan juara tingkat lokal saja.”
Tapi,
bagaimana ajang ini menjadi sarana dalam upaya membumikan Al qur’an di
Kecamatan Tinambung dan di Polewali Mandar pada umumnya. Kita melihat
masyarakat sekarang ini khususnya ummat Islam yang cenderung kehilangan
pegangan karena mereka kurang dalam mengamalkan Al qur’an.
Oleh
sebab itu, pemerintah Polewali Mandar terus berusaha memberikan pembinaan dan
pendidikan Al qur’an pada generasi muda. Salah satu langkah yang dilakukan
pemerintah adalah pemberian insentif kepada para Imam mesjid dan para guru
mengaji sebagai bentuk penghargaan kepada mereka dalam pembinaan ummat.
Lanjut Kakis
, melalui kegiatan keagamaan ini, kita
tingkatkan kedamaian, kesejukan hati menuju masyarakat yang Qur’ani. Selain itu,
diharapkan mampu menumbuhkan kegairahan dan semangat generasi muda dalam
mempelajari Al qur’an, yang pada akhirnya kita akan melahirkan generasi –
generasi yang Qur’ani, cerdas, beretika dan berakhlak mulia.
Kalau
kegiatan ini rutin digelar, maka secara tidak langsung akan memotivasi
masyarakat untuk kembali lebih banyak membuka Al Qur’an. Karena diakui, dewasa
ini kegemaran membaca Al-Qur’an mengalami penurunan terutama dikalangan para
generasi muda.Mungkin saja diantara para peserta, awalnya motivasi untuk
belajar mengaji masih sebatas ikut lomba atau menjadi peserta MTQ saja. Namun, dengan sering membaca Al-Qur’an, maka secara
tidak langsung kerinduan akan Al-qur’an niscaya lahir dengan sendirinya.(itha)