Suasana belajar siswa Tahfidzul Nurul Qur’an Sepang yang setiap saat dipimpin langsung oleh ketua yayasan
Polman, mandarnews.com – Selain mengelola Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA), Yayasan Ma’arif di Kecamatan Luyo, Kabupaten Polman juga membuka Tahfidzul Qur’an yang dinamai Tahfidzul Nurul Qu’ran Sepang.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Nur Ma’arif, Hammanur saat dikonfirmasi di sela-sela kesibukannya mengajar, Selasa (30/7) mengatakan. Tahfidzul Nurul Qur’an Sepang dibuka dengan tujuan pembangunan sumber daya manusia terlebih membuka ruang bagi masyarakat dalam mendalami Qur’an atau menghafal Al-Qur’an sebab dalam pendidikan Agama Islam tentunya sedang marak kegiatan untuk menghafal Al-Qur’an yang kelak memberikan prestasi baik dunia maupun akhirat.
Tahfidzul Nurul Qur’an Sepang kata Hammanur dibuka sejak Juni 2019 dan hingga sekarang jumlah siswa lebih 50 orang. Sementara yang tinggal di pondokan hampir 20 orang. Adapun siswa yang mengikuti Tahfidzul Nurul Qur’an mulai umur 6-17 tahun .
“Kami mengajar dengan sukarela sehingga anak-anak yang belajar dan tinggal di pesantren di Tahfidzul Nurul Qur’an itu dilakukan metode Infaq dimana orang tua hanya membiayai makanan sehari-hari angkanya tanpa memikirkan honor guru namun jika tidak menginap maka digratiskan,”ujar Hammanur yang merupakan lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogja.
Lanjutnya, satuan pendidikan yang sebelumnya dibuka di Dusun Sepang, Desa Tenggelang yakni, MTs dan MA pada tahun 2005-2006 dan hingga sekarang jumlah siswa MTs lebih 100 dan MA mencapai 100 orang lebih yang beralamat dari Kecamatan Tutar, Kecamatan Luyo, Kecamatan Binuang dan Kecamatan Tinambung.
Menurut Hammanur, jumlah guru lebih 20 orang yang melakukan proses mengajar untuk menangani MTs dan MA. Soal kendala tentunya ada namun tidak akan menghalangi proses belajar mengajar jika niat dan keihklasan untuk mengembangkan dunia pendidikan tetap ada.
Ia menjelaskan, Yayasan yang dikelola masih pada tahap pembangunan dimana Masjid dan WC belum dimiliki sehingga hal tersebut terkadang membuat guru dan siswa kewalahan, kendati demikian tetap dipastikan tidak menggangu proses belajar.(Hapri Nelpan)