
Desain Majene Water Front City
Majene, mandarnews.com – Sebagai upaya dalam menata Kawasan Perkotaan Majene yang berada di Pesisir dan masih berupa kawasan pemukiman Tradisional dan tampak kumuh, Pemerintah Kabupaten Majene merencanakan membangun Water Front City. Rencana itu terungkap dalam rapat yang di gelar di Kantor Bapeda Majene, Rabu (10/5/2017).
Yusuf, konsultan mega proyek tersebut menjelaskan, Waterfront City merupakan pengembangan wilayah perkotaan yang secara fisik alamnya berada dekat dengan air. Dimana bentuk pengembangan pembangunan wajah kota berorientasi pada ke perairan tipe Konservasi, Pembangunan kembali, dan pengembangan.
Rencana pembangunan Waterfront City ini akan mencakup wilayah pantai kecamatan Banggae dan Banggae Timur, mulai dari Kelurahan Pangaliali hingga Kelurahan Baurung dan pembangunannya terbagi atas beberapa segmen.
Segmen I terdiri dari pesisir Pantai lingkungan Cilallang hingga Pangaliali dengan luasan pengerjaan 6,5 Hektare dan panjang 1,5 km. Sedangkan untuk segmen II berada di lingkungan Labuang – Parappe dengan luas 3,3 Hektare, panjang 2,3 km.
Segmen III berada di Lingkungan Lembang, Baurung – kawasan Dato yang luasnya 4,7 Hektare dan panjang 1,3 Km. Total dari pengerjaan ini sekira 14 Hektare dan panjang 8,8 Km.
Kata dia, segmen I akan dijadikan revitalisasi yang terdiri dari kawasan Water City Center (Plaza), Mikrobisnis (kaki lima), kawasan pejalan kaki, kawasan nelayan terpadu, dan kawasan pemukiman.
Pada segmen I akan dibuat Anjungan dengan pintu gerbang yang terletak di sekitar taman kota, anjungan itu nantinya akan terdapat Masjid apung, taman bunga, Taman Bermain Anak, dan sebuah museum.
Jadi taman kota akan ditambah panjangnya sekira 100 meter menjorok ke laut dan ada pelebaran jalan nantinya untuk memperlancar akses keluar masuk,” jelasnya.
Hal itu bertujuan agar penataan area Taman kota bisa lebih fungsional. Sehingga menurut dia, terwujud fungsi ruang publik yang rekreasional, kuliner dan budaya untuk segala umur.
Sedangkan untuk Pembangunan Segmen II, akan dilakukan penataan kawasan Lingkungan dan ruang publik di Labuang hingga Parappe, meliputi penataan jalan dan pedestrian, penataan kapal/perahu rakyat, penataan ruang publik (taman Anjungan) dan penataan lokasi start Sandeq Race.
Penataan tempat start sandeq race di Labuang itu, akan dibuat lebih besar dan menarik dari bangunan sebelumnya. Sedangkan untuk tempat berlabuh perahu rakyat akan dibuatkan dermaga rakyat agar lebih teratur dan bersih. Dermaga ini juga berfungsi sebagai ruang publik. Selain itu di segmen II ini juga direncanakan dibuat kawasan wisata.
Segmen III yang berada di lingkungan Lembang, Baurung hingga kawasan wisata Dato, dalam perencanaannya akan dijadikan kawasan Pariwisata terpadu diantaranya wisata pantai, kawasan peristirahatan dan rekreasi, cottage dan restoran, pusat acara kebudayaan, wisata selam, wisata edukasi Trasplantasi Karang, hotel dan restoran, resort hotel.
Lebih jauh Yusuf menjelaskan, Perspektif pembangunan Kawasan wisata Dato meliputi sebuah Plaza di atas tebing dengan parkiran yang lebih tertata, sebuah Dermaga yang dapat diakses dengan tangga yang dibuat semenarik mungkin dari tangga sebelumnya.
Selain itu terdapat juga spot untuk memandangi lautan lepas di sekitar Dato.
Menurutnya, Beberapa item pada segmen III telah direncanakan pembangunannya pada tahun ini dan diharapkan apa yang direncanakan itu, secara keseluruhan pengembangannya bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) nantinya.
Disebutkan bahwa Rencana mega proyek tersebut telah bersinergi dengan rencana terkait diantaranya RP2KPKP, RDTR kawasan, RTRW Kabupaten, RPJMD, RTRW Provinsi dan RZWP3K Provinsi.
Untuk strategi pembiayaan sendiri direncanakan akan bersumber dari investor, masyarakat, APBD dan APBN lintas sektoral atau kementerian. Menurut dia, hal tersebut dapat dicapai dengan cara penetapan kebijakan daerah terhadap program – program pengembangan Majene Water Front City untuk memperoleh kepastian yang dapat menjamin keamanan investor, menginformasikan program prioritas Water Front City dalam setiap rapat anggaran lintas sektor dan menyebarluaskan program tersebut ke ruang publik melalui berbagai media.
Selain untuk menata kawasan pesisir, tujuan dari pembangunan Majene Water Front City ini, dikatakannya karena pesisir kota Majene berada di lokasi rawan bencana seperti gelombang pasang, Abrasi dan Tsunami.
Namun pembangunan kawasan Majene Water Front City ini sebelumnya akan dilakukan pengkajian lebih jauh agar nantinya diketahui masalah dan potensi yang dikemukakan masyarakat sekitar perencanaan pembangunan.
Bupati Majene Fahmi Massiara dan pihak Muspida hadir dalam acara tersebut, selain itu acara tersebut juga dihadiri beberapa Lurah dan kepala lingkungan terkait serta beberapa masyarakat nelayan.(ashari)