Salah satu titik longsor yang menutup bahu jalan di Dusun Bunga, Desa Bambangan, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Provinsi Sulbar. Longsor dan banjir bandang membuat aktivitas warga terhambat.
Majene, mandarnews.com – Sebanyak 85 kepala keluarga (KK) di Desa Bambangan, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), tepatnya di Dusun Bunga (30 KK) dan Batususun (55 KK) masih terisolir yang membuat aktivitas warga terhambat.
Hal ini disebabkan karena akses menuju dusun mereka terputus akibat longsor saat hujan deras melanda Kecamatan Malunda pada Kamis (26/5).
Menurut Kepala Desa Bambangan Saifuddin, sebanyak tujuh dusun di desanya terdampak akibat bencana tersebut, yakni Dusun Bambangan, Lemo, Tabolo, Batususun, Ratte Punaga, Bunga, dan Tabolo Utara. Namun, yang terisolir adalah Dusun Bunga dan Batususun.
“Jembatan penghubung antar dusun di sini terputus. Sebelah sana jembatan itu ada tiga dusun, yakni Dusun Bambangan, Bunga, dan Batususun. Tapi untuk Bambangan masih bisa diakses menggunakan jembatan darurat, air pun masih memadai dan penyaluran sembako masih bisa terakomodir. Sementara untuk Dusun Bunga dan Batususun itu masih jauh, terjadi longsoran sekitar tiga titik,” ujar Saifuddin, Minggu (29/5), saat dikonfirmasi di kantor desa.
Saifuddin merinci, longsoran terjadi di dua titik di Dusun Bunga dan satu titik di Dusun Batususun.
“Jarak menuju ke sana dari kantor desa ada sekitar 4 kilometer lebih. Longsoran menutup full badan jalan, sehingga penyaluran bantuan tidak bisa dilakukan. Akses hanya bisa dilakukan berjalan kaki sementara jarak cukup jauh, belum lagi sejumlah sumber air di sana tersapu oleh banjir bandang dan tertutupi oleh material longsor,” jelas Saifuddin.
Ia pun berharap, pemerintah melakukan penambahan alat berat untuk bekerja membuka akses longsoran, sehingga penyaluran bantuan dan kebutuhan warga lainnya seperti air bersih dapat dilakukan.
“Pemerintah memang menurunkan alat berat, kemarin sudah mulai bekerja. Tapi itu untuk menimbun bagian pondasi jembatan untuk segera ditalud. Tapi itu masih kurang, karena paling penting juga membuka akses warga yang terputus karena longsor,” tutup Saifuddin.
(Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia