Penyaluran bantuan secara simbolis dari ADRA bersama Pemkab Majene untuk penyintas gempa di Dusun Aholeang Desa Mekkata, Kecamatan Malunda, Majene, Jumat (19/3) di Kantor Pos unit Malunda.
Majene, mandarnews.com – Warga Dusun Aholeang Desa Mekkata, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene mendapat bantuan dari Adventis Development dan Relief Agency (ADRA), salah satu lembaga internasional kemanusiaan yang dioperasikan oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang bertujuan menyediakan pelatihan pengembangan masyarakat dan bantuan bencana alam.
Sebanyak 99 kepala keluarga (KK) warga Aholeang yang juga merupakan penyintas gempa mendapatkan bantuan non tunai multiguna, Jumat (19/3) di Kantor Pos unit Malunda.
Masing-masing KK mendapatkan Rp.1.560.000,00 atau nominal untuk dua bulan dan uang transportasi Rp160.000.
Rei Mathias selaku Projects Manajer ADRA menjelaskan, untuk meminimalkan kerumunan karena masih dalam pandemi Covid-19 maka penyaluran dilakukan untuk dua bulan.
Rei menceritakan, sebenarnya Dusun Aholeng tidak masuk dalam perencanaan awal, tetapi pihak ADRA pusat menginstruksikan adanya kuota tambahan untuk warga penyintas gempa sebanyak 160 KK.
“Hal tersebut sangat disyukuri mengingat setelah rapat koordinasi dengan Pemerintah Daerah Majene bersama relawan masih banyak wilayah lain yang membutuhkan bantuan, termasuk Dusun Aholeang,” jelas Rei.
Ia pun menambahkan, dari 99 KK tersebut, bantuan non tunai dari ADRA mencakup 484 KK dan masing -masing KK mendapatkan Rp.700 ribu.
Sementara Bupati Majene Lukman mengaku sangat bersyukur dengan bantuan tersebut.
Atas nama Pemda Majene ia mengucapkan terima kasih kepada pihak ADRA yang memiliki perhatian besar kepada warga penyintas gempa di Majene.
“Bantuan tersebut sangat berharga di tengah kondisi pendemi Covid-19 kemudian gempa, masyarakat sangat kesulitan. Rumah hancur, pemukiman juga hancur sehingga masih banyak warga yang berdiam di tenda sementara,” ungkap Lukman.
Tak lupa Lukman juga menyampaikan jika Dusun Aholeang, Rui, dan Kabiraan sangat mendesak untuk direlokasi. Dana telah siap, namun tersandung aturan dimana dalam penentuan harga tanah harus ada tim independen.
“Kami bermaksud tidak lama tapi kami juga tidak mau menabrak persoalan hukum, kita bersabar sampai tim penaksir ada dan akan diselesaikan dengan pemilik tanah,” ujar Lukman.
Ia berharap kepada warga penerima manfaat agar menggunakan dengan baik bantuan tersebut.
“Kepada relawan dan donatur sekali lagi terima kasih. Semoga bantuan ini bernilai di sisi Allah SWT,” kata Lukman.
Perlu diketahui, salah satu daerah yang perlu menjadi perhatian khusus pasca gempa yang mengguncang Majene adalah Dusun Aholeang.
Aholeang adalah salah satu pemukiman atau kampung di atas gua. Pasca gempa, hampir seluruh penduduk Aholeang mengungsi dan enggan kembali ke kampung halaman tersebut. Pasalnya, mereka khawatir kampung tersebut suatu saat nanti akan tenggelam karena bagian bawah tanah dipenuhi belasan gua.
Beberapa warga Aholeang hingga saat ini masih bertahan di pengungsian yang tersebar di Desa Mekkata. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia