
Saat sejumlah mahasiswa Akper Mappaodang Makassar melakukan penanganan terhadap korban kapal tenggelam dalam simulasi Disaster Nursing, di pantai Binanga, Majene.
Majene, mandarnews.com – Perguruan Tinggi Akademi Keperawatan (Akper) Mappaodang Makassar, Sulawesi Selatan menggelar simulasi Disaster Nursing atau Penanggulangan Bencana di laut. Kegiatan ini dilaksanakan di Pantai Binanga, Majene, Sulbar, Jumat (10/5/24).
Simulasi yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Majene ini dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Majene, Ardiansyah. Serta dihadiri personel dan Kepala Pelaksana BPBD Majene, Basarnas, PSC 119 Majene, TNI-Polri juga ratusan mahasiswa Akper Mappaodang Makassar.
Direktur Akper Mappaodang Makassar, Kompol Dardin menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan miniatur dan etalase bencana.
“Dimana diketahui bahwa setiap terjadinya bencana seluruh komponen harus turun bersama-sama. Jadi TNI-Polri, Tim SAR, PSC dan perawat semua komponen ini harus bersatu saat terjadi bencana. Sehingga dapat meminimalisir angka bertambahnya kecelakaan dan korban,” tutur Kompol Dardin.
Sehingga dengan adanya kegiatan ini, lanjut Kompol Dardin para mahasiswa-mahasiswi yang ada dapat mempraktekkan ilmu yang diperoleh.
“Jadi ada 118 mahasiswa Akper yang dilibatkan. Ini merupakan pembulatan proses pembelajaran dari Akper Mappaodang. Dan merupakan salah satu atau satu diantara institusi kesehatan di Indonesia yang memiliki keperawatan forensik sebagai muatan lokal,” tandas Direktur Akper tersebut.
Ia menyebut, dipilihnya Majene sebagai lokasi pelaksanaan Disaster Nursing, selain karena pulang kampung juga karena Majene merupakan miniatur bencana.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Majene, Ardiansyah mewakili Pemkab Majene menyampaikan apresiasinya atas adanya kegiatan Disaster Nursing atau Penanggulangan Bencana di laut yang dilaksanakan oleh Akper Mappaodang.
Menurutnya, indeks resiko bencana untuk Majene cukup tinggi pada ahun lalu. Dan tahun ini menurun, salah satu upaya penurunannya ditandai dengan simulasi atau upaya-upaua untuk menangani bencana.
Ia pun berharap mahasiswa yang ada bisa mempraktekkan ilmunya. Dan Basarnas serta PSC diharapkan juga bisa untuk lebih berkolaborasi dalam hal penanganan saat terjadi bencana.
“Dan tentu ini akan menjadi edukasi bagi masyarakat dan diharapkan nanti ketika terjadi bencana, masyarakat bisa lebih tau apa yang harus dilakukan termasuk menolong diri sendiri dan untuk orang lain,” tutupnya.
Adapun Disaster Nursing bercerita tentang penanganan dan pertolongan terhadap korban kapal tenggelam yang terjadi di perairan Majene. Total dari korban pada kecelakaan kapal ini adalah 6 jenazah (1 bayi dan 5 dewasa), satu korban luka patah tulang dan dua mengalami tak sadarkan diri dengan penanganan Resusitasi jantung paru (RJP).
(Mutawakkir Saputra)